Jika Tetap Ingin Nyapres, Pengamat Sarankan Ganjar Pranowo Cari Parpol Lain, Tiket PDIP untuk Puan?
Direktur Eksekutif Candidate Center, Ike Suharjo, mengatakan hal ini merefleksikan beberapa hal mengingat Ganjar Pranowo juga merupakan politisi PDIP.
Direktur Eksekutif Candidate Center, Ike Suharjo, mengatakan hal ini merefleksikan beberapa hal mengingat Ganjar Pranowo juga merupakan politisi PDIP.
SERAMBINEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, tak diundang dalam acara PDIP yang dihadiri Puan Maharani di Semarang, Jawa Tengah.
Direktur Eksekutif Candidate Center, Ike Suharjo, mengatakan hal ini merefleksikan beberapa hal mengingat Ganjar Pranowo juga merupakan politisi PDIP.
Pertama, Ike Suharjo menilai adanya rivalitas terbuka antara Ganjar dengan Puan Maharani terkait candidacy Pilpres 2024.
"Warning Ketua DPD PDIP Jateng Mas Bambang Wuriyanto (Bambang Pacul) kepada Ganjar agar tidak agresif Nyapres, sebenarnya mengisyaratkan bahwa tiket PDIP tetap untuk Puan Maharani.
Tidak diundangnya Ganjar adalah bagian dari pressure politik PDIP yang harus dicermati," ujar Ike Suharjo, Sabtu (29/5/2021).
Menurut dia, meski tidak sepopuler Ganjar Pranowo di berbagai hasil survei, tetapi Puan adalah representasi politik Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Objek Wisata Pantai Pasir Hitam di Bireuen Rusak Diterjang Ombak Pasang Purnama
Baca juga: Kisah Pilu Pengantin di Manado, Calon Suami Tewas Loncat dari Lantai 7 di Hari Pernikahan
Baca juga: Talud Abutment Jembatan Lhok Pawoh Manggeng Ambruk Saat Dini Hari, Timpa 2 Rumah, Begini Kejadiannya
"Puan menguasai dan mengendalikan jaringan struktural partai. Tentu ini adalah modal politik penting Mba Puan," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, jika Ganjar tetap ingin mencalonkan presiden maka sebaiknya ia mencari parpol lain sebagai kendaraan politiknya.
"Saya kira partai-partai politik lain masih banyak yang terbuka soal Capres-Capwapres ke depan," kata dia.
Dijelaskan bahwa politik dinamis sehingga tidak ada yang tidak mungkin.
Oleh karena itu, jika elektabilitas Ganjar terus meroket, bukan tidak mungkin parpol-parpol lain juga akan meliriknya.
"Dalam konteks ini, Ganjar sudah punya modal politik penting yaitu tren elektabilitas yang bergerak naik," katanya.
Modal politik lainnya, menurut Ike, adalah pengalamannya di legislatif (Anggota DPR RI) dan eksekutif (Gubernur Jateng dua periode).
"Yang tidak kalah penting adalah sentimen positif publik terkait ketegangan politiknya dengan Puan.
Ganjar harus piawai, bagaimana bisa memetik insentif elektoral dan me-manage tone positif publik dari konflik tersebut," katanya.
Hal kedua, menurut Ike, adalah terkait dengan agresifitas Ganjar di medsos tidak ada yang keliru.
"Popularitas merupakan elemen penting elektabilitas, dan ruang-ruang publik virtual adalah instrumen penting marketing politik.
Jadi sah-sah saja. Tokoh-tokoh lain juga melakukannya, seperti Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan lainnya," kata dia.
"Hanya saja, positioning Ganjar sebagai Gubernur mengharuskan ia harus tetap tunduk dan patuh pada instruksi Partai, termasuk perilaku politiknya di sosmed," kata Ike menambahkan.
Dalam konteks etika politik Jawa, menurut Ike, sindiran Bambang Pacul, sangat gamblang bahwa tugas utama Ganjar adalah sebagai Gubernur Jawa Tengah.
"Sehingga soal Capres-Cawapres itu masalah nanti menunggu instruksi Ketua Umum, Bu Mega, jadi jangan mendahului. Itu yang kira-kira saya tangkap dari Mas Bambang," kata dia.
Dijelaskan bahwa sindiran terbuka Puan di acara tersebut juga mengisyaratkan bahwa Ganjar kurang melibatkan struktural partai dalam kinerjanya membangun Jawa Tengah, baik dalam kapasitasnya sebagai Gubernur, maupun sebagai kader Partai.
"Inilah yang menyebabkan hubungan Ganjar dengan struktural PDIP di Jawa Tengah kurang harmonis," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Sarankan Ganjar Cari Parpol Lain Jika Tetap Ingin Nyapres