Pasangan Pengantin Baru Meninggal dengan Leher Tergorok, Ditemukan di Kamar

Abdul Karim (34), asal Desa Meuraksa, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, dan Kartini binti M Hasan (34) asal Cot Jabet, Kecamatan Gandapura

Editor: bakri
Facebook
Foto perkawinan sepasang pengantin baru yang kemudian meninggal dengan leher tergorok 

BIREUEN - Abdul Karim (34), asal Desa Meuraksa, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, dan Kartini binti M Hasan (34) asal Cot Jabet, Kecamatan Gandapura, Bireuen, ditemukan meninggal dunia dengan leher tergorok. Jasad pasangan suami istri (pasutri) yang masih berstatus pengantin baru tersebut ditemukan dalam kamar rumah orang tua Kartini di Desa Cot Jabet, Kamis (3/6/2021) seusai Subuh.

Kapolres Bireuen, AKBP Taufik Hidayat SIK SIK MSi, melalui Kasat Reskrim, AKP Fadila Aditya Pratama SIK, kepada Serambi, kemarin, menjelaskan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan pihaknya, Kartini yang selama ini bekerja sebagai tenaga honorer lebih dulu meninggal dunia. Satu jam kemudian baru disusul suaminya Abdul Karim yang  sehari-hari bekerja sebagai buruh.

Menyangkut kronologi kejadian, Kasat Reskrim mengatakan, awalnya Keuchik Cot Jabet, Maulidar, mendatangi Polsek Gandapura melaporkan penemuan suami istri yang meninggal dunia di kamarnya dengan berlumuran darah. Selanjutnya,  Kapolsek Gandapura, Ipda Safrizal Ariga SH, berkoordinasi dengan Kasat Reskrim, Kaur Ident, Kanit Pidum, dan Tim Opsnal berangkat ke lokasi.

Setibanya di lokasi ditemukan Abdul Karim dan Kartini sudah meninggal dunia. Kemudian, sa,bung AKP Fadila, pihaknya segera melakukan olah TKP, memintai ketarangan saksi, serta mencari barang bukti dan petunjuk lainnya.

Dari hasil olah TKP diketahui bahwa Kartini dibunuh oleh suaminya Abdul Karim. Dugaan tersebut, kata Kasat Reskrim, didasarkan pada beberapa hal. Pertama, sebut AKP Fadila, mayat Kartini sudah kaku dan diduga meninggal sekitar pukul 04.00 WIB atau satu jam sebelum diketahui. Sedangkan pelaku (Abdul Karim) meninggal dunia sesaat sebelum warga datang ke rumah tersebut. “Di tangan kanan Abdul Karim juga ditemukan satu silet SDI,” ujarnya.

Fakta tersebut dikuatkan dengan keterangan saksi M Hasan Ali dan Ti Hasanah (ayah dan ibu korban/Kartini). Dugaan itu, kata Kasat Reskrim, muncul karena sekitar pukul 04.00 WIB, M Hasan dan Ti Hasanah yang berada dalam rumah yang sama dengan korban--namun beda kamar--sempat mendengar suara Kartini memanggil ayahnya dua kali.

Ketika mendengar panggilan dari anaknya, M Hasan mengetuk pintu kamar Kartini. Tapi, menantunya (Abdul Karim)menjawab bahwa korban hanya sedang mengigau. Kemudian, M Hasan duduk di ruang tamu. Sekitar 10 menit kemudian, M Hasan tak mendengar suara apa-apa lagi. Karena itu, ia keluar rumah dan kemudian mendobrak jendela kamar tempat anak dan suaminya tidur.

Setelah didobrak, M Hasan menyorot ke dalam kamar tersebut menggunakan senter. Hasilnya, ia melihat tubuh anaknya Kartini dan menantunya Abdul Karim sudah berlumuran darah. Lalu, istri M Hasan (ibu Kartini), Ti Hasanah,memberitahukan kejadian tersebut kepada seorang keluarga dekatnya, Musnaidir.

Selanjutnya, Musnaidir datang ke rumah M Hasan dan langsung mendobrak pintu kamar Kartini dan Abdul Karim. Hasilnya, Kartini sudah meninggal dunia. Sedangkan Abdul Karim masih bernapas (sekarat) dan tidak lama kemudian juga meninggal dunia.

“Dari hasil olah TKP, keterangan saksi, dan petunjuk lain diduga pelaku (Abdul Karim) membunuh istrinya Kartini dengan cara menggorok lehernya menggunakan silet SDI. Setelah korban meninggal dunia, pelaku bunuh diri juga dengan menggorok leher menggunakan silet yang sama,” jelas Kasat Reskrim Polres Bireuen seraya menyatakan lokasi kejadian sudah di-police line.

Selanjutnya, mayat pasutri itu dievakuasi oleh tim Puskesmas bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Ranting Gandapura ke Puskesmas setempat dan selanjutnya dibawa ke RSUD dr Fauziah Bireuen untuk divisum oleh dokter forensik.

Temukan sejumlah BB

Satuan Reskrim Polres Bireuen dan Polsek Gandapura sudah memeriksa saksi terjadi kejadian yang menghebohkan tersebut. Polisi sudah mengamankan sejumlah barang bukti (BB). Seperti satu silet berbekas darah, satu handphone (Hp) merek Samsung warna putih dan satu Hp merek Oppo warna purple, satu sachet bekas obat kuat, beberapa butir diduga obat kuat warga cokelat bentuk bulat, dan beberapa butir diduga obat kuat warna hitam berbentuk lonjong. “Barang bukti sudah disita dan diamankan ke Polres Bireuen,” kata AKP Fadila Adhit Pratama SIK.

Menyangkut motif kasus tersebut, Kasat Reskrim Polres Bireuen menduga ada masalah rumah tangga. Setelah divisum, jenazah Kartini dibawa pulang untuk dikebumikan di tempat pemakaman umum desa setempat. Sedangkan jasad Abdul Karim kemungkinan dijemput keluarga dari Pidie Jaya.

“Saat itu saya mendengar suara seperti orang mengigau. Lalu, saya mendekati kamar mereka dan meminta pintu dibuka. Tapi, pintu tidak dibuka, makanya saya keluar dan merusak jendela. Ketika saya menyenter ke dalam kamar mereka, banyak darah di leher anak saya dan suaminya,” jelas M Hasan. Amatan Serambi di kamar mayat RSUD dr Fauziah, Bireuen, Kartini dan Abdul Karim mengalami luka gorok di leher.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved