Internasional

Filipina Menunda Keputusan Membatalkan Pakta Pertahanan dengan Amerika Serikat

Pemerintah Filipina telah menunda untuk ketiga kalinya untuk membatalkan Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) yang telah berusia dua dekade dengan Ameri

Editor: M Nur Pakar
AFP
Tentara AS dalam program penjangkauan medis sebagai bagian dari program pelatihan 10 bulan di pinggiran kota pelabuhan Zamboanga, Filipina selatan, pada 2 Maret 2003. 

SERAMBINEWS.COM, MANILA - Pemerintah Filipina telah menunda untuk ketiga kalinya untuk membatalkan Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) yang telah berusia dua dekade dengan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, Senin (14/6/2021) mengatakan penundaan Pakta Pertahanan akan berlangsung selama enam bulan lagi.

Dikatakan, Presiden Rodrigo Duterte sedang mempelajari hal tersebut.

Bahkan, katanya, kedua belah pihak akan membahas keprihatinannya mengenai, aspek-aspek tertentu dari perjanjian itu.

Filipina adalah sekutu perjanjian Amerika Serikat, dan beberapa perjanjian militer bergantung pada VFA.

Duterte tahun lalu memberi tahu Washington bahwa dia membatalkan kesepakatan itu, yang terjadi di tengah kemarahan atas seorang senator dan sekutunya yang ditolak visa AS.

Baca juga: Israel Panggil Dubes Filipina, Terkait Dukungan Penyelidikan HAM PBB Atas Serangan ke Jalur Gaza

Tetapi, Politisi Filipina di kedua sisi mengecam omelan terbaru Presiden Rodrigo Duterte terhadap Perjanjian Pasukan Kunjungan (VFA) negara itu dengan AS pada Februari 2021 lalu.

Duterte membuat komentar selama acara Angkatan Udara Filipina pada hari Jumat, menuntut agar Washington membayar Manila jika ingin VFA yang berusia lebih dari dua dekade tetap di tempatnya.

Seorang senator mengatakan komentar pemimpin itu “memalukan” dan memberi kesan bahwa Filipina adalah “negara pemeras.”

Yang lain memperingatkan bahwa hubungan diplomatik Filipina, bersama dengan kedaulatannya, tidak boleh datang dengan label harga.

Pendeta Katolik dan advokat perdamaian Elizeo Mercado Jr, penasihat kebijakan senior di Institut Otonomi dan Pemerintahan, mengatakan keputusan presiden tentang VFA sangat salah untuk memberi harga padanya.

“Persahabatan tidak memiliki harga," katanya.

"Memberi label harga bukanlah diplomasi yang baik dan tidak baik untuk hubungan dengan AS," tambahnya.

Dikatakan, presiden mungkin setuju atau tidak setuju, atau mengizinkan atau melarang VFA.

Tetapi itu harus didasarkan pada masalah prinsip, bukan pada harga, kata Mercado kepada Arab News.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved