Internasional
Anggota Parlemen Israel Asal Badui, Hadapi Tantangan Berat Selamatkan Arab Badui dari Penggusuran
Anggota Parlemen Israel dari Partai Arab asal Badui, Saeed Alkhrumi menghadapi tantangan berat hadapi Arab Badui.
SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Anggota Parlemen Israel dari Partai Arab asal Badui, Saeed Alkhrumi menghadapi tantangan berat hadapi Arab Badui.
Dalam beberapa minggu sebelum Partai Arab membuat sejarah di Israel bergabung dengan koalisi yang berkuasa, Saeed Alkhrumi mengatakan kerabat dan tetangganya diberitahu rumah mereka akan dihancurkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah berusaha untuk merelokasi Badui ke kota-kota mapan,
Dengan alasan memungkinkan negara untuk menyediakan layanan modern dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Orang Badui memandang upaya tersebut sebagai cara untuk mencabut mereka dari tanah leluhur mereka.
Mengganggu cara hidup tradisional mereka dan mengurung mereka di komunitas miskin yang sarat kejahatan.
Itu adalah ilustrasi nyata dari tantangan ke depan untuk Daftar Arab Bersatu, sebuah partai Islam kecil yang memainkan peran kunci dalam membentuk pemerintahan baru Israel yang rapuh.
Baca juga: Tawuran Pecah di Jerusalem, Warga Palestina dan Pemukim Yahudi Saling Lempar Batu
Sekarang berharap untuk mengamankan keuntungan bagi minoritas Arab, termasuk komunitas Badui yang miskin di selatan.
Dilansir AP, Kamis (1/7/2021), Alkhrumi (49) berasal dari jantung Badui di Gurun Negev, di mana puluhan ribu orang tinggal di desa-desa yang tidak dikenal.
Sebagian besar terputus dari layanan dasar dan di mana rumah dan bangunan lain dibangun tanpa izin resmi, menempatkan mereka pada risiko pembongkaran oleh otoritas Israel.
Rencana Israel untuk mendirikan komunitas baru yang melayani orang Yahudi di tanah tempat orang Badui diusir telah membuat banyak orang khawatir
Israel mereplikasi kegiatan pemukimannya di wilayah pendudukan, dengan tujuan menggusur orang Badui dan mengubah demografi wilayah tersebut.
Alkhrumi telah menghabiskan bertahun-tahun bernegosiasi dengan pemerintah untuk mengakui beberapa desa Badui.
Tetapi mengatakan upaya seperti itu berulang kali terhalang selama 12 tahun pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ketika partai-partai sayap kanan mendominasi negara dan birokrasinya.
Baca juga: Pemerintahan Baru Israel Menghadapi Tantangan Berat, Kaum Nasionalis Berpawai di Jerusalem