Berita Subulussalam
Mengenal Baby Blues sampai Depresi Pasca Melahirkan, Sindrom Ibu Sayat Bayi di Subulussalam
Kondisi ini berawal dari sindrom baby blues, namun jika lebih dari 2 minggu tidak ditangani, waspadai kemungkinan berlanjut depresi pasca melahirkan.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Saat rasa lelah mulai menjalar, depresi pascapersalinan juga bisa terjadi.
Otak berhenti berfungsi dengan baik, ketika sangat lelah.
Ibu baru mulai mempertanyakan hidupnya dan berharap bayinya tidak pernah lahir.
Dia merasa kewalahan dan merasa tidak siap untuk merawat bayi baru ini.
Anda dapat membantu ibu baru keluar dari cengkeraman depresi pascamelahirkan dengan menawarkan bantuannya bila memungkinkan.
Bawa makanannya, bersihkan dan tawarkan untuk merawat bayinya untuk memberinya beberapa jam tutup mata atau waktu istirahat.
3. Stres
Kehidupan seorang ibu baru bisa dibilang sangat menegangkan.
Fakta bahwa dia memiliki bayi yang menangis di tangannya tidak membebaskannya dari tugas-tugas dan tugas-tugas lain, yang mungkin termasuk merawat anak-anak sebelumnya.
Jika dia baru pertama kali menjadi ibu, dia harus belajar merawat bayinya dari awal dan itu bisa menjadi tugas yang sulit bagi ibu baru.
Anda dapat membantu mencegah depresi pascamelahirkan dengan memberinya telinga yang mendengarkan lalu dengarkan apa saja keluh kesahnya, dengan cara ini ibu baru akan lebih tenang.
Anda juga dapat mendukungnya dengan mengatakan kepadanya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Bantu dia dengan cara apa pun yang Anda bisa.
4. Perubahan fisik
Ibu baru tak hanya menghadapi perubahan internal yang meliputi fluktuasi hormon setelah kehamilan, dia juga harus menghadapi perubahan fisik yang terjadi.