Berita Aceh Utara

Dapat Pasokan Gas, Ini Jumlah Proses Produksi Urea Warna Putih dan Pink di PT Pupuk Iskandar Muda 

Proses untuk menjadi urea itu harus dihidupkan dulu pabrik amoniak, setelah terjadi amoniak baru dapat kita hidupkan pabrik urea.

Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Kompleks PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di kawasan Dewantara, Aceh Utara. 

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara 

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Pabrik urea dan amoniak milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh Utara kembali memproduksi pupuk urea setelah mendapat pasokan gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada 4 Juli 2021. 

Sebelumnya, operasional pabrik PT PIM yang memproduksi pupuk urea terhenti mulai 29 Mei 2021, karena pasokan gas dari PGN yang bersumber dari PTMedco E&P Malaka di Aceh Timur terhenti saat itu karena adanya pemeliharaan sumur gas

“Kita butuh saat ini 50 sampai 51 metric Billion British Thermal Unit Per Day (MMBTUD),” ujar Vice President Humas PT PIM, Nasrun kepada Serambinews.com, Senin (12/7/2021).

Sedangkan saat ini gas yang bisa disuplai ke PIM dari PGN sebanyak 42 sampai 46 MMBTUD.

Sehingga jumlah tersebut sudah dapat menghidupkan pabrik 80 persen untuk berproduksi. 

“Proses untuk menjadi urea itu harus dihidupkan dulu pabrik amoniak, setelah terjadi amoniak baru dapat kita hidupkan pabrik urea. Amoniak itu sebagai bahan baku,” terangnya.

Baca juga: Operasional Pabrik Urea PIM Terhenti

Baca juga: Suplai Gas Terputus, Operasional Pabrik Urea PIM Sudah Terhenti 24 Hari, Ini Penjelasan Humas

Baca juga: Ini Stok Urea Bersubsidi di PT PIM Setelah Operasional Pabrik Terhenti

Pabrik Amoniak dan urea itu dioperasikan secara bersamaan. “Bahan baku yang kita terima dari PGN itu berupa Methane Liquid,” urai dia.

“Kemudian diproses di pabrik amoniak sehingga menjadi NH3, dari NH3 atau amoniak tersebut diproses, sehingga kemudian menjadi pupuk urea,” jelas Nasrun.

Jika PT PIM bisa memperoleh gas 50 sampai 51 MMBTUD, jumlah pupuk urea yang diproduksi tersebut mencapai 1.725 ton perhari. 

Untuk membedakan pupuk subsidi dengan nonsubsidi tersebut hanya dilakukan pewarnaan.

“Kalau pupuk subsidi warna pink dan urea nonsubsidi itu warna putih,” papar Nasrun.

Untuk pupuk subisidi proses produksinya itu dua kali, karena setelah menjadi pupuk urea warna putih, kemudian dimasukkan lagi ke dalam pabrik untuk pewarnaan. 

Baca juga: Setelah Sembilan Tahun Terhenti, PIM Kembali Bisa Ekspor Urea Ke Luar Negeri, Ini Negara Tujuannya

Baca juga: PIM Kembali Ekspor Urea 40 Ribu Ton dalam Tiga Tahap ke Srilangka

Baca juga: PIM Siapkan 460 Ribu Ton Pupuk Subsidi di Sembilan Provinsi, Ini Jumlah Kuota Urea untuk Aceh

Selain itu, harus ditambah biaya produksi lagi karena untuk pewarnaan menjadi warna pink juga harus dibeli lagi.

Nasrun menyebutkan, PIM terus melakukan koordinasi dengan PGN dan juga dengan Medco, dengan harapan bisa mendapatkan pasokan gas sampai dengan 100 persen sesuai yang dibutuhkan. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved