Kesehatan
12 Makanan Penyebab Keguguran di Trimester Pertama Kehamilan, Stop Nanas, Hati-hati Pilih Susu
Ada beberapa jenis makanan yang harus Bunda hindari di trimester pertama kehamilan karena berisiko mengalami keguguran saat usia kehamilan masih muda.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Jangan diabaikan ya Bunda, simak berikut ini 12 makanan penyebab keguguran di trimester pertama kehamilan.
Bunda, memasuki masa kehamilan adalah saat di mana kita menjaga asupan makanan ke dalam tubuh.
Termasuk, Bunda harus menghindari jenis makanan yang dapat memicu keguguran di usia trimester pertama kehamilan atau di usia dini kehamilan.
Ada beberapa jenis makanan yang harus Bunda hindari di trimester pertama kehamilan karena berisiko mengalami keguguran saat usia bumil (ibu hamil) masih muda.
Adapun makanan penyebab keguguraan di trimester pertama kehamilan seperti pepaya, nanas, kepiting, dan telur biasanya adalah makanan yang harus dihindari oleh bumil.
Tak hanya itu, masih banyak makanan lainnya yang menjadi penyebab keguguran di trimester pertama kehamilan, apa saja?
Melansir dari laman Boldsky.com pada Rabu (14/9/2021), simak berikut daftar makanan yang sebaiknya dihindari oleh wanita selama masa kehamilan, terutama trimester pertama.
Baca juga: Moms Wajib Tahu, Ini Segudang Manfaat Kunyit untuk Ibu Hamil dan Menyusui
1. Nanas
Makan nanas atau minum jus nanas selama trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir mati.
Nanas terdiri dari bromelain, yang dapat menyebabkan kontraksi pada wanita hamil, sehingga menyebabkan keguguran.
2. Hati Hewan
Hati hewan biasanya dianggap bergizi, tapi nyatanya apabila mengkonsumsi hati hewan tidak aman untuk ibu hamil.
Makan hati hewan setiap hari selama kehamilan dapat menyebabkan penumpukan retinol tinggi yang dapat berbahaya bagi janin.
Namun, tidak berbahaya untuk memakannya sekali atau dua kali dalam sebulan.
3. Aloe Vera
Aloe vera sangat baik untuk rambut, kulit dan pencernaan.
Namun, wanita hamil sebaiknya menghindari mengonsumsi jus lidah buaya, karena dapat menyebabkan perdarahan panggul sehingga menyebabkan keguguran.
Dianjurkan untuk menghindari penggunaan produk lidah buaya selama trimester pertama kehamilan.
Baca juga: Moms Begini Cara untuk Mengetahui Bayi Kedinginan Atau Tidak, Sentuh Pada 2 Bagian Tubuh Ini
4. Pepaya
Pepaya adalah salah satu makanan pemicu keguguran.
Pepaya hijau atau mentah mengandung enzim yang dapat menyebabkan kontraksi rahim, yang menyebabkan keguguran.
Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya menghindari konsumsi pepaya hijau, terutama saat awal kehamilan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pepaya hijau atau pepaya mentah mengandung segudang enzim.
Akibatnya rahim akan cenderung mengalami kejang. Dengan cara ini, aborsi atau keguguran bisa terjadi.
5. Drumstick atau sayur klentang
Sayur ini biasa digunakan dalam sambhar, kaya akan vitamin, zat besi dan kalium.
Tapi, sayuran ini mengandung alpha-sitosterol yang berbahaya bagi ibu hamil. Senyawa seperti estrogen ini dapat menyebabkan keguguran.
6. Kepiting
Selain rasanya yang enak, kepiting juga dikemas dengan kandungan kalsium dan nutrisi yang tinggi.
Namun, Bunda harus menghindari makan terlalu banyak selama tahap awal kehamilan, karena dapat menyebabkan rahim menyusut, menyebabkan perdarahan internal atau bahkan kelahiran mati.
Selain itu, kepiting juga mengandung kolesterol tingkat tinggi, yang tidak baik untuk kesehatan wanita hamil secara keseluruhan.
Baca juga: Moms Jangan Khawatir Saat Bayi Cegukan, Kenali Penyebab dan Begini Cara Mengatasinya
7. Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi
Produk susu yang tidak dipasteurisasi seperti susu, keju feta, gorgonzola, brie, dll, mengandung bakteri bernama Listeria, yang bisa sangat berbahaya bagi wanita selama berbagai tahap kehamilan mereka.
Bakteri ini juga ditemukan pada unggas dan makanan laut mentah. Jadi, ibu hamil harus ekstra hati-hati dan menghindari makanan ini selama kehamilan.
8. Kentang kecambah
Meskipun makan kentang biasa selama kehamilan dianggap aman, kentang kecambah dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin.
Kentang kecambah mengandung berbagai racun seperti solanine yang dapat berbahaya bagi pertumbuhan janin.
Kentang kecambah tidak hanya berbahaya bagi wanita hamil tetapi juga semua orang.
9. Telur Mentah
Wanita hamil sebaiknya menghindari telur mentah atau makanan dengan telur mentah, seperti mayonaise karena dapat meningkatkan risiko keracunan makanan dan bakteri salmonella.
Pastikan putih telur dan kuning telur sudah benar-benar padat setelah dimasak.
Pada dasarnya, wanita hamil harus menghindari konsumsi makanan yang kurang matang.
Baca juga: Moms, Ini Lima Tips Merawat Rambut Bayi Agar Indah, Tebal dan Tetap Sehat
10. Biji wijen
Wanita hamil sebaiknya tidak makan biji wijen secara berlebihan selama kehamilan.
Biji wijen, jika dicampur dengan madu, dapat menyebabkan keguguran.
Namun, biji wijen hitam dapat dikonsumsi selama tahap terakhir kehamilan, karena membantu
11. Kafein
Meskipun penelitian menyatakan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang aman selama kehamilan, tetap disarankan bagi wanita hamil untuk membatasi konsumsinya.
Karena peningkatan kadar kafein selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau bayi yang kekurangan berat badan.
12. Ikan Kaya Merkuri
Wanita hamil di trimester pertama harus berhati-hati saat mengonsumsi ikan.
Hindari varietas dengan kandungan merkuri tinggi seperti king mackerel, marlin, hiu, swordfish, dan tuna.
Karena tingkat merkuri yang tinggi dapat mempengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf bayi .
Meskipun banyak hal bergantung pada kesehatan wanita, usia, kebiasaan makan dan kesehatan selama kehamilan, makanan ini berpotensi berbahaya bagi wanita dan janinnya selama trimester pertama.
Selalu diskusikan pola makan dan kebiasaan makan Anda dengan dokter selama kehamilan. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca berita lainnya
Baca juga: Narapidana Rutan Banda Aceh Ikuti Penyuluhan Hukum, Ini Penekanan Kepala Rutan Irhamuddin
Baca juga: Pedagang Pempek Curi Celana Dalam Wanita, Nagakunya untuk Obat Jerawat: Diusapkan ke Wajah
Baca juga: Ibu Meninggal Bersama Bayi yang Dikandungnya, Belum Dapat Penanganan Dokter di Rumah Sakit