Internasional
Dua Rumah Sakit Umum Tutup di Lebanon, Krisis Dana, Obat-obatan dan Gaji
Dua Rumah Sakit Umum di Lebanon mengancam akan menutup pintu mereka mulai Kamis (15/7/2021). Jika para pejabat gagal mencairkan dana, dan bahan
Pekan lalu, Serikat Pekerja Rumah Sakit Pemerintah mendesak para pejabat meningkatkan tunjangan mereka dan membayar gaji yang terlambat di tengah melonjaknya inflasi dan kerawanan pangan.
“Kami telah mencapai titik di mana pasien kami bahkan tidak disajikan ayam atau daging,” kata Hasaniya.
Lebih buruk lagi, rumah sakitnya menghadapi kekurangan obat vital yang digunakan untuk mengobati infeksi dan pembekuan darah.
“Kami sudah kehabisan dua obat ini selama lebih dari seminggu sekarang,” tambahnya.
Dia menyoroti obat didistribusikan oleh Kementerian Kesehatan, jumlah yang dikirim sangat rendah.
“Ini memaksa kami untuk menjatah persediaan apa pun yang kami miliki,” katanya.
Pesanan pasokan yang dilihat oleh Arab News, yang diserahkan pada 6 Juni 2021, menunjukkan Rumah Sakit Sibline telah meminta lebih dari 14 item yang dibutuhkan untuk mengoperasikan laboratoriumnya.
Hampir enam minggu kemudian, pasokan ini belum dikirim, kata Hasaniya.
Baca juga: Orkestra Lebanon Terhuyung-huyung, Banyak Anggota Cari Pekerjaan Baru
Lebanon juga saat ini menyaksikan kebangkitan infeksi Covid-19, dua minggu setelah tampaknya mengendalikan pandemi.
Pada Selasa (13/7/2021), negara kecil Mediterania itu mencatat jumlah tertinggi kasus virus corona dalam beberapa minggu.
Mendorong Firas Abiad, kepala salah satu rumah sakit umum terbesar di Lebanon, untuk mengeluarkan teriakan minta tolong.
“Akses ke perawatan kesehatan untuk pasien yang rentan, Lebanon atau lainnya, dalam bahaya," ujarnya.
"Rumah sakit swasta, menghadapi biaya yang meningkat dan tarif yang stagnan." tambahnya.
"Bahkan membatasi akses pasien yang mampu membayar biaya tambahan," jelasnya.
"Beberapa layanan hanya diberikan secara tunai, sementara yang lain ditutup," cuitnya.