Breaking News

Internasional

Irak Berjanji Akan Menyelidiki Jaringan Perdagangan Manusia ke Uni Eropa

Pemerintah Irak akan segera menyelidiki jaringan perdagangan manusia ke Uni Eropa. Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein, Kamis (15/7/2021) mengatakan

Editor: M Nur Pakar
AFP/Zaid AL-OBEIDI
Seorang ibu bersama anaknya berjalan di kamp pengungsi Al-Jadaa, pinggiran al-Qayyarah, selatan Mosul, Irak pada 11 Februari 2021. 

SERAMBINEWS.COM, BAGHDAD - Pemerintah Irak akan segera menyelidiki jaringan perdagangan manusia ke Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein, Kamis (15/7/2021) mengatakan akan menyelidiki penyelundupan ratusan warga Irak ke Eropa, khususnya ke Lituania dari Belarus.

Pengumuman itu muncul setelah pertemuan di Baghdad dengan rekannya dari Lituania Gabrielius Landsbergis.

Lithuania, yang baru-baru ini harus mengumumkan keadaan darurat karena meningkatnya arus migran, telah meminta Irak untuk bertindak dalam masalah tersebut.

Hussein mengatakan Irak akan membentuk komite dengan perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Migrasi, serta intelijen dan Otoritas Penerbangan Sipil untuk menekan jaringan penyelundupan.

Dia berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers bersama dengan Landsbergis.

Baca juga: Rakyat Irak Menuntut Keadilan Atas Kebakaran Rumah Sakit Pasien Virus Corona, 92 Orang Tewas

Landsbergis mengatakan ada kepentingan bersama untuk mengganggu jaringan dari Irak ke Eropa yang sedang dilakukan oleh aktor jahat menggunakan unsur kriminal.

Dia menyalahkan negara tetangga Belarusia karena mendorong migrasi ke Lituania.

Dalam dua bulan terakhir, lebih dari 1.500 orang telah menyeberang ke Lituania, 20 kali lebih banyak daripada tahun 2020.

Sebagai tanggapan, Vilnius mengumumkan keadaan darurat dan menuduh Belarus mengatur penyeberangan perbatasan oleh orang-orang, terutama dari Irak.

“Sebuah negara yang tidak bersahabat dengan kami, tetangga kami, menggunakan migran, kebanyakan orang Irak, untuk menekan negara saya, untuk menekan Uni Eropa agar kami mengubah kebijakan kami,” kata Landsbergis.

“Kami merasa rakyat Irak menjadi korban rezim Belarusia,” katanya.

Baca juga: Petani Irak Bukan Hanya Menghadapi Ancaman Perang, Kekeringan Ancam Hewan, Ladang dan Kehidupan

Landsbergis menambahkan bahwa dia telah menceritakan kepada Hussein beberapa kesaksian yang dikumpulkan oleh otoritas Lituania dari 800 migran Irak tentang bagaimana mereka diperdagangkan ke Lituania.

“Orang-orang Irak dijanjikan perjalanan yang mudah ke Eropa, semacam surga Eropa, tetapi masalahnya adalah, mereka berakhir di hutan Lituania di sebuah kamp pengungsi,” katanya.

“Kami pikir orang-orang itu dibohongi, mereka harus membayar banyak uang untuk sampai ke perbatasan.”

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved