Viral Medsos
Jelang Idul Adha 1442 H, Imam as-Sudais Bagikan Video Kain Penutup Ka'bah (Kiswah) Diganti
Hal ini diperlihatkan oleh Prof Dr Asy-Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais atau kenal dengan Syeikh Abdurrahman as-Sudais.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Menjelang Idul Adha 1442 H, kain penutup Ka'bah atau dikenal dengan kain Kiswah diganti oleh pengurus Masjidil Haram.
Hal ini diperlihatkan oleh Prof Dr Asy-Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais atau kenal dengan Syeikh Abdurrahman Al-Sudais melalui Instagram @sudais.shuraim, Senin (21/7/2021).
"Replacing the covering of the Kaaba Today 2021 (Mengganti Penutup Ka'bah Hari Ini 2021)," tulis Imam Besar pada postingan.
Video yang dibagikan memperlihatkan kain kiswah baru ditarik ke atas ka'bah mengantikan kain kiswah lama yang terlihat agak pudar.
Kain Kiswah terbaru berwarna hitam lebih terang dan ditarik oleh beberapa orang dari atas Ka'bah.
Beberapa jam diunggah, video ini telah disaksikan 30 ribu tayangan.
Baca juga: Tanggal 26-28 Mei 2021 Matahari Tepat Berada di Atas Kabah, Begini Cara Mengoreksi Arah Kiblat
Syeikh Abdurrahman as-Sudais adalah Imam dan Khatib Masjidil Haram yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Melansir dari Kompas.com, Kiswah diganti setahun sekali selama haji, setelah jemaah pergi ke Gunung Arafah. Ini juga sebagai persiapan untuk menerima jemaah keesokan harinya, yang bertepatan dengan Idul Adha.
Baca juga: Kisah Spiritual Mia Estianty Berdoa di Depan Kabah, Dijawab Langsung Lewat Jatuhnya Kotoran Burung
Selama era Saudi, Kiswah telah mendapat perhatian besar.
Negara Islam yang ada di Mesir pada saat itu terus mengirimkan Kiswah selama berabad-abad.
Pendiri Saudi, Raja Abdul Aziz memberikan arahan untuk pendirian pabrik pembuatan Kiswah di lingkungan Ajyad, dekat dengan Masjidil Haram.
Di situ terdapat rumah pertama yang didedikasikan untuk menenun Kiswah pada 1926.
Itu adalah pabrik tempat Kiswah pertama di era Saudi diproduksi di Mekkah.
Produksi kemudian dipindahkan ke Umm Al-Joud.
Baca juga: Matahari di Atas Kabah 27-28 Mei, Saatnya Mengecek Arah Kiblat, Begini Caranya Menurut BMKG
Lokasi baru ini dilengkapi dengan mesin-mesin canggih terkini dalam industri tenun pada masa itu dan terus memproduksi Kiswah yang melampaui kualitas sebelumnya.
Keputusan kerajaan dikeluarkan oleh Raja Salman untuk mengubah nama pabrik Kabah Kiswah menjadi Kompleks Raja Abdul Aziz untuk Kabah Kiswah.
Bagian desalinasi adalah bagian pertama dari kompleks tersebut.
Ini bertanggung jawab atas kemurnian air, yang mencerminkan kualitas dan tekstur sutra, dan desalinasi air tanah untuk mencuci dan mewarnai sutra.
Proses pewarnaan dimulai setelah pengangkatan lapisan lilin yang melapisi benang sutra.
Sutra tersebut kemudian diwarnai dengan warna hitam dan hijau menggunakan bak air panas dan bahan kimia khusus.
Semua dicampur dan ditimbang dalam ukuran tertentu untuk memastikan tingkat kestabilan warna yang diperlukan.
Baca juga: VIDEO - Suasana Kabah Sebelum dan Saat Pandemi Mewabah
Lapisan katun Kiswah juga dicuci dan sutra kemudian diwarnai dengan hitam untuk tirai luar dan dengan hijau untuk penutup dalam, seperti halnya untuk penutup kamar Nabi Muhammad.
Setiap Kiswah membutuhkan 670 kg sutra alami.
Berbagai pengujian dilakukan pada benang sutra dan kapas untuk memastikan kesesuaian dengan standar yang dipersyaratkan.
Sesuai dengan ketentuan kekuatan benang sutra dan ketahanannya terhadap erosi dan kondisi iklim.
Pengujian pada benang berlapis perak juga dilakukan untuk memastikan kesesuaian dan kualitasnya. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: BERITA POPULER - Tokoh Kristen di Aceh, Puluhan Kendaraan Putar Balik hingga Info CPNS Aceh Singkil
Baca juga: BERITA POPULER - TV Digital, Pilkades Berdarah, Stimulus Listrik Diperpanjang, Banyak Rakyat Kecekek
Baca juga: BERITA POPULER - Pulang ke Aceh karena Wasiat, Kawanan Ikan Kuwe, hingga Syarat Masuk Banda Aceh