Luar Negeri
Polusi Udara Penyebab Utama dari Penyakit Tak Menular, Hasil Studi Aktivitas Selama Pandemi
Polusi udara merupakan penyebab utama penyakit tidak menular, studi ini dilakukan dengan melihat jumlah warga yang terkena penyakit selama pandemi.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Polusi udara merupakan penyebab utama penyakit tidak menular, studi ini dilakukan dengan melihat jumlah warga yang terkena penyakit selama pandemi.
Selama pandemi, aktivitas di luar ruangan dikurangi untuk menghentikan penyebaran virus.
Karena berhentinya aktivitas demikian, terjadi pengurangan kendaraan di jalanan sehingga polusi udara turut berkurang.
Melansir dari Deccan Chronicle, Jumat (23/7/2021) Polusi udara adalah penyumbang terbesar bagi meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, asma, obesitas serta dengan masalah yang berkaitan dengan saluran pencernaan, jantung dan paru-paru di perkotaan India.
Baca juga: Arab Saudi Perketat Polusi Suara, Pelanggar Bisa Dihukum dan Denda
Hasil ini terungkap di tengah pandemi.
Tingkat kematian di antara mereka yang menderita PTM telah tercatat sebesar 60 persen selama pandemi.
Telah ditemukan dalam penelitian terhadap 2.33.672 orang di 673 pusat kesehatan masyarakat, menyatakan bahwa polusi udara menyumbang 76 persen segala penyakit.
Selain itu, penyebab lainnya adalah aktivitas fisik rendah 67 persen, pola makan tidak seimbang 55 persen, stres 44 persen, obesitas 24 persen, penggunaan tembakau 16 persen dan alkohol sembilan persen.
Laporan studi disiapkan oleh Thought Abrigate Research Institute for Assocham.
Mengungkapkan bahwa ada 116 per 1000 penduduk di India sekarang menderita PTM.
Baca juga: Terkait Polusi Debu, Kadis Perkim Pidie Ingatkan: Proyek Kotaku di Sigli Jangan Ganggu Warga
Prevalensi pada laki-laki adalah 119 per 1000 orang sedangkan pada wanita 113 per 1000.
Andhra Pradesh dan Telanagna memiliki prevalensi tertinggi yaitu 150 per 1000 orang.
Studi ini dilakukan untuk memahami beban penyakit tidak menular karena infeksi sekunder.
Isu komplikasi pasca-Covid 19 muncul karena penyakit sekunder, yang tidak teridentifikasi pada 40 persen orang.
Survei menunjukkan bahwa 60 persen dari mereka didiagnosis dengan penyakit hanya setelah satu tahun menderita.
Baca juga: Lima Jenis Tanaman Hias Minim Perawatan untuk Membersihkan Polusi di dalam Rumah