Harga Komoditi
Harga Minyak Goreng dan Telur Ayam Terus Meroket, Daya Beli Turun 40 Persen
Informasi yang kami terima dari pabrik minyak goreng di Medan, Sumut, harga tebus minyak goreng minggu ini sudah naik terkait kenaikan harga kelapa sa
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Harga tebus minyak goreng ditingkat penyalur dan grosir di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, pada Jumat (30/7), naik kembali menjadi Rp 14.700/Kg dari harga sebelumnya Rp 13.700/Kg.
Telur ayam ras juga demikian, harganya menjadi Rp 390.200/ikat (300 butir/30 lemping), sebelumnya Rp 380.000/ikat.
Kacang kedelai juga niak menjadi Rp 495.000/sak dari Rp 480.000/sak (50 Kg). Sementara gula pasir, harganya cenderung menurun, dari Rp 570.000/sak (50 Kg), turun menjadi Rp 560.750/sak (50Kg).
Penyalur minyak goreng di Pasar Induk Lambaro, Ucok Zainun yang dimintai penjelasannya terkait meningkatnya harga minyak goreng dan teluar ayam kepada Serambinews.com, Jumat (30/7/2021) mengatakan, harga tebus minyak goreng naik menjadi Rp 14.700 dari sebelumnya Rp 13.700/Kg, ada kaitannya dengan kenaikan harga bahan baku minyak goreng yaitu kelapa sawit dan CPO.
• Cara Mudah Membuat Minyak Goreng Bekas Jadi Jernih Lagi
"Informasi yang kami terima dari pabrik minyak goreng di Medan, Sumut, harga tebus minyak goreng minggu ini sudah naik terkait kenaikan harga kelapa sawit dan CPO," ujarnya.
Karena pabrik sudah menaikkan harga tebusnya, lanjut Ucok, pihaknya selaku penyalur minyak goreng, turut menaikkan harga tebus dari Rp 13.700 menjadi Rp 14.700/Kg, untuk pembelian partai besar, sedangkan eceran bisa mencapai Rp 15.000-Rp 16.000/Kg.
Kendati harga tebus minyak goreng naik, kata Ucok, stoknya di pabrik Medan, masih cukup banyak.
"Sebagai penyalur, kemarin kita baru masukkan satu mobil tangki minyak goreng sebanyak 25 ton ke Pasar Induk Lambaro," tuksnya.
Ucok mengatakan, di saat daya beli kebutuhan pokok sedang menurun mencapai 40 persen, beberapa jenis bahan kebutuhan pokok mengalami kenaikan.
Antara lain minyak goreng, kemudian diikuti telur ayam ras.
• VIDEO - Viral Beruang Madu Masuk Minum Minyak Goreng Bekas di Dapur Rumah Warga
Harga tebus telur ayam ras juga naik, dari Rp 380.000/ikat naik menjadi Rp 392.000/ikan (300 butir/10 lemping).
Faktor penyebab kenaikan harga telur ayam ras ini, hampir sama dengan minyak goreng, yaitu karena permintaannya ke pulau Jawa meningkat terus, dan harga bahan baku pakannya juga saat ini sedang naik.
Namun begitu, stok telur ayam ras di tingkat penyalur cukup banyak dan Rabu kemarin baru masuk 700 ikat lagi.
Salah satunya faktor penyebab kenaikan harga telur, tidak cuma karena permintaan telur dari Pulau Jawa, kembali naik, selepas Lebaran ini, tapi juga dipicu kenaikan harga pakan ternak dan bungkil kedelai.
Kenaikan harga bungkil kedelai, disebabkan harga beli kacang kedelai saat ini sedang meningkat.
Sebelum lebaran Idhul Adha 1442 Hijjriah, harganya masih berkisar Rp 485.000/sak (50 Kg), setelah lebaran harganya naik menjadi Rp 495.000/sak.
Kenaikan harga kacang kedelai, kata Ucok Zainun, karena stoknya di pulau Jawa dan Sumatera, mulai menipis, sementara pasokan impornya dari luar negeri, belum ada, sehingga mendorong harga kacang kedelai di dalam negeri, merambat naik.
“Kacang ke delai yang ada di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar ini juga, berasal dari luar negeri, masuk melalui Medan, Sumut,”ujarnya.
Pedagang ecer kebutuhan pokok di Pasar Al Mahirah Lamdingin, Abdullah yang dimintai tanggapannya terkait kenaikan harga minyak goreng dan telur ayam ras mengatakan, kenaikan harga minyak goreng dan telur ayam ras selepas lebaran Idhul Adha 1442 Hijjriah ini, semakin membuat daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok tersebut menjadi lesu.
Sebelum lebaran minyak goreng bisa kita jual secara eceran Rp 14.000-Rp 15.000/Kg, karena harga tebusnya dua pekan lalu ditingkat penyalur masih berkisar Rp 13.200-Rp 13.700/Kg, sekarangan ini harga tebusnya sudah naik menjadi Rp 14.700/Kg, maka harga jual ecerannya harus kita naik kan menjadi Rp 15.000-Rp 16.000/Kg.
Begitu juga teluar ayam ras. Sebelum lebaran harga satu lemping bisa kita jual secara eceran Rp 42.000/lemping, karena harga tebusnya saat itu masih berkisar Rp 38.000/lemping. Pada hari Jumat ini, harga tebusnya sudah naik mencapai 390.200 ikat, maka harga jualnya harus dinaikkan menjadi 42.000-Rp 44.000/lemping (30butir).
Kenaikan harga tebus dan eceran minyak goreng dan telur ayam ras serta kacang kedelai, membuat biaya produksi makanan yang berbahan baku telur ayam ras dan minyak goreng jadi meningkat.
Adi, salah seorang pedagang martabak mengatakan, harga beli telur ayam ukuran besar saat ini telah naik dari Rp 44.000/lemping naik menjadi 48.000 – Rp 50.000/lemping. Kenaikan harga telur ayam itu, membuat biaya produksi ikut naik, sementara harga jual martabak yang selama ini kita jual Rp 7.500/bungkus, tidak mungkin kita naikkan.
“Alasannya saat ini daya beli masyarakat sedang menurun,” ujarnya.
Keluhan yang hampir serupa juga diungkapkan Ita, produsen makanan tradisional Aceh di lambaro. Ia mengatakan, sejak harga telur ayam ras naik, biaya produksi kue tradisional, seperti boi, ikut meningkat, Sementara harga jual bolu bulat tersebut, untuk ukuran sedang Rp 45.000/unit, tidak mungkin dinaikkan.
Apalagi setelah lebaran Idhul Adha 1442, permintaan bolu bulat mulai menurun, begitu juga bolo kecil-kecil nya.
Adi dan Ita, sangat berharap harga minyak goreng dan telur ayam ras itu, bisa menurun kembali, sehingga dapat membantu menurunkan biaya produksi.
Kondisi daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis makanan dimasa pandemi covid 19 ini cukup lemah.
Jadi, bila ada bahan baku makanan yang naik, membuat keuntungan jadi berkurang, sementara biaya produksi terus meningkat, akibat kenaikan harga bahan bakunya naik.
“Untungnya sementara ini, kendati harganya naik, pasokan bahan baku tersebut, yang semuanya, hampir berasal dari Medan, Sumut, mulai dari telur ayam, minyak goreng, tepung terigu, gula pasir dan lainnya, masih tetap lancar ke Aceh, ”ujar Ita.(*)
Baca juga: Harga Dagangan Rp 25 Ribu Ditawari Rp 300 Ribu, Bapak Ini Tak Kuasa Menahan Tangis di Bawah Gerobak
Baca juga: Kisah Persahabatan Kuli Bangunan dan Prajurit TNI AD, Jendral Andika Perkasa Bangga
Baca juga: Kasus Pasien Positif Covid-19 Meningkat, Dewan Minta Keuchik Proaktif Fungsikan Posko PPKM