Internasional
Muak dengan AS, Ukraina Buka Hubungan dengan China, Abaikan Pelanggaran HAM Muslim Uighur
Muak dengan Amerika Serikat (AS), Ukraina memutuskan membuka hubungan dengan negara adidaya saingannya China.
The Associated Press, mengutip sumber anonim, pertama kali melaporkan China mengancam akan membatalkan pengiriman vaksin.
Jika Ukraina tidak menarik dukungannya untuk surat bersama yang dipimpin oleh Kanada.
Kedutaan China di Ukraina secara terbuka membantah telah memberikan tekanan pada Ukraina atas pernyataan bersama tersebut.
Kedutaan Besar China di Washington tidak menanggapi permintaan komentar.
Di parlemen Ukraina bulan ini, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menghadapi pertanyaan tentang apakah pemerintah telah berbalik arah dari Barat.
Dia mengatakan Ukraina tetap berkomitmen untuk integrasi Euro-Atlantik dan menentang pelanggaran hak asasi manusia.
Dia tidak mengatakan mengapa Kyiv menahan serangannya atas China dan Uighur.
"Mengenai pertanyaan Anda, saya dapat mengatakan kami saat ini sedang dalam proses konsultasi dengan mitra Barat kami dan China tentang masalah itu," ujarnya.
"Segera setelah proses berakhir, kami akan menjelaskan posisi kami," katanya.
Namun Oleksiy Arestovych, penasihat kantor presiden Ukraina, kemudian memberikan peringatan keras kepada AS dan sekutunya.
"Pesan utama saya adalah, Jika Barat terus menyerahkan kepentingan Ukraina untuk persahabatan dengan Rusia, Ukraina mungkin beralih ke Timur," kata Arestovych pada 18 Juli 2021.
Ukraina telah berkonflik dengan Rusia, tetangganya yang jauh lebih kuat, sejak 2014.
Ketika Moskow menginvasi dan mencaplok wilayah Krimea negara itu.
Separatis pro-Rusia juga menguasai bagian timur Ukraina, dengan bentrokan sporadis berlanjut di sepanjang garis depan.
Baca juga: Diplomat dan Media China Kecam Reuters Jelek Pampang Foto Peraih Medali Emas Meringis
Meskipun ditentang Rusia, pemerintah Ukraina telah berjanji untuk menyelaraskan negara itu dengan Uni Eropa dan NATO, bukan Moskow.