Info KPCPEN
Airlangga Tekankan Percepatan Vaksin Dalam Negeri, Supaya tak Lagi Bergantung dari Luar Negeri
Airlangga mengatakan, Pemerintah juga sangat berharap bahwa vaksin yang diinisiasi oleh Universitas Airlangga (Unair) dan Lembaga Eijkman, bisa diperc
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya vaccine nationalism, sehingga Indonesia memiliki kemampuan membuat vaksin sendiri sebagai kebutuhan untuk dalam negeri.
Pernyataan itu disampaikan Airlangga yang juga Ketua KPCPEN dalam peluncuran Gerakan Aksi Bersama Serentak Tanggulangi (Gebrak) Covid-19. Kegiatan itu diselenggarakan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Uniar) secara virtual, Jumat (30/7).
Airlangga mengatakan, Pemerintah juga sangat berharap bahwa vaksin yang diinisiasi oleh Universitas Airlangga (Unair) dan Lembaga Eijkman, bisa dipercepat sehingga tahun depan Indonesia tidak lagi tergantung pada vaksin produksi luar negeri.
“Yang sekarang terjadi adalah vaccine nationalism, dimana vaksin ini prioritas diberikan kepada negara masing-masing. Bahkan juga terjadi vaksin biopolitik. Misalnya untuk ke China, saat ini harus menggunakan vaksin China dan untuk ke Eropa harus menggunakan vaksin Eropa. Tangan kita mungkin harus disuntik lebih dari dua kali, tergantung mau pergi kemana,” tutur Airlangga.
• Menko Airlangga Berharap Tahun Depan Indonesia Tidak Lagi Tergantung Pada Vaksin Luar Negeri
Katanya, lewat vaccine nationalism, tentu diharapkan kebutuhan vaksin Indonesia akan terpenuhi oleh produksi dalam negeri. Bahkan warga Indonesia harus bangga terhadap vaksin dalam negeri.
Airlangga pun mengapresiasi inisiatif Uniar yang telah masuk ke platform pengadaan Vaksin Merah Putih, bersama lembaga Eijkman. Diharapkan vaksin itu segera masuk tahap uji coba Makaka (pengujian ke hewan). Ia berharap adanya percepatan kerja sama dengan Biotis, yang akan masuk bulan Agustus prihal penelitian cara membuat obat yang baik oleh BPOM. “Jika ini dapat terakselerasi maka Indonesia punya double engine, tidak hanya berbasis BUMN, tapi juga kerja sama perguruan tinggi dengan pihak swasta,” ucap Airlangga.
• Menko Airlangga: Koperasi Harus Tetap Bergerak Secara Produktif dan Kreatif Saat Pandemi
Dalam hal sertifikasi vaksin dari beberapa negara tersebut, Airlangga menilai malah menghalangi. Untuk itu pemerintah RI kini mendorong ke WHO bahwa vaksinasi ini tidak boleh dipolitikkan. Bahkan Indonesia sendiri sudah meminta agar vaksin ini menjadi public goods, yang bisa diproduksi oleh siapa saja.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus berusaha agar bisa memproduksi vaksin terutama dari riset di dalam negeri. “Pemerintah berharap pada Eijkman dan Unair, dan beberapa perusahaan lain untuk segera menciptakan vaksin dalam negeri,” ujar Airlangga.
• Airlangga: Penyaluran KUR Sektor Pertanian Capai Rp42,7 Triliun di Tahun 2021
Airlangga dalam kesempatan itu juga menerima rekomendasi dari Fakultas Kedokteran Unair terkait penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Airlangga menyatakan jika Gebrak Covid-19,diperlukan untuk mengingatkan seluruh stakeholder bahwa penanganan Covid ini harus ditekan, diselenggarakan, dirasakan dan sangat berpengaruh terhadap masyarakat. (*)