Olimpiade Tokyo
Stadion Miyagi Simpan Ribuan Mayat Korban Tsunami, Bisbol dan Sepak Bola Dipertandingkan
Stadion Miyagi, tempat pertandingan sepak bola dan bisbol Olimpiade Tokyo 2020, ternyata menyimpan ribuan mayat korban tsunami.
SERAMBINEWS.COM, RIFU - Stadion Miyagi, tempat pertandingan sepak bola dan bisbol Olimpiade Tokyo 2020, ternyata menyimpan ribuan mayat korban tsunami.
Salah seorang relawan Olimpiade Jepang, Atsushi Muramatsu berusaha memberitahu atlet dan penonton atas kondisi stadion tersebut.
Dilansir AP, Senin (2/8/2021), dengan kertas berukuran sebesar kartu nama, dia menulis dalam beberapa bahasa:
"Selamat datang di Stadion Miyagi."
"Gymnasium di sebelahnya adalah kamar mayat terbesar untuk korban tsunami."
Lebih dari satu dekade gempa besar dan tsunami menghancurkan timur laut Jepang.

Baca juga: Puji Kemenangan Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo 2020, Presiden Jokowi: Ini Kado HUT Kemerdekaan
Olimpiade Tokyo seharusnya menawarkan kesempatan untuk menunjukkan berapa banyak yang telah dibangun kembali.
Mereka bahkan disebut sebagai "Permainan Pemulihan dan Rekonstruksi", dan estafet obor Olimpiade dimulai dari prefektur Fukushima, jantung bencana nuklir.
Tetapi pandemi virus Corona hanya sedikit penonton yang datang ke salah satu acara Olimpiade, termasuk sepak bola dan bisbol, yang diadakan di sini.
Itu membuat beberapa sukarelawan Olimpiade harus menemukan cara mereka sendiri untuk menceritakan pengalaman kepada penggemar yang lewat, serta media.
“Saya percaya warga di daerah yang terkena bencana ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan dari luar negeri," kata Muramatsu.
"Saya juga ingin terus menyampaikan pesan yang ingin kami kenang,” tambahnya yang menjabat sebagai relawan di media Miyagi Stadium.
Baca juga: Perenang Myanmar Korbankan Impian Olimpiade Tokyo, Memprotes Kudeta Militer
Stadion ini memiliki kapasitas 49.000 penonton, tetapi karena pandemi, hanya memungkinkan hingga 10.000 penonton.
Relawan lain, Mieko Onuma, ingin membalas budi kepada semua orang yang mendukung rekonstruksi.
Dia berbagi pengalamannya dengan pengunjung Jepang ke Miyagi di pusat penceritaan yang didirikan di dekat stasiun bus antar-jemput.