Opini

Jejak Megawati pada Penegerian Unimal

Universitas Malikussaleh (Unimal) yang berada di pesisir utara Aceh mengambil nama besar Raja Samudera Pasai, sebagai tokoh yang memiliki sifat

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Jejak Megawati pada Penegerian Unimal
FOR SERAMBINEWS.COM
Herman Fithra,  Rektor Universitas Malikussaleh dan Ketua Forum Rektor Aceh (PTN)

Oleh Herman Fithra,  Rektor Universitas Malikussaleh dan Ketua Forum Rektor Aceh (PTN)

UNIVERSITAS Malikussaleh (Unimal) yang berada di pesisir utara Aceh mengambil nama besar Raja Samudera Pasai, sebagai tokoh yang memiliki sifat kepeloporan, kedinamisan dan patriotisme telah berumur 20 tahun pada 1 Agustus 2021.

Ada keterkaitan antara makna historis dan strategis penegerian Unimal saat itu.

Pertama, secara historis nama Unimal telah menjadi ikon atas keberadaan Kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara dan menjadi bagian dari lintas intellectum yang sifatnya bordeless, menjejak dari Kerajaan Ternate, Kerajaan Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, hingga Kerajaan Mataram Islam.

Persilangan itu berwarna dan memberikan corak kuat pada model Islam Nusantara yang mengandalkan laut sebagai poros maritim (kecuali Mataram) untuk peran ekonomi, perdagangan, sastra, dan pengetahuan.

Yang kedua adalah peran perdamaian. Ya, penegerian Unimal 20 tahun lalu tak lepas dari upaya rekonsiliasi dan pembangunan perdamaian di Aceh berbasis pada pendekatan soft skill dan non-militeristik.

Hadirnya sebuah perguruan tinggi negeri baru di tengah wilayah yang pernah membara dengan konflik dianggap bisa menyiram aura kemarahan dan permusuhan, berganti dengan semangat pembangunan dan nalar kemajuan.

Baca juga: Bahasa Melayu Pasai, Cikal Bakal Bahasa Indonesia

Baca juga: Buku Jejak Dakwah Sultan Malikussaleh Kupas Era Keemasan Kerajaan Samudra Pasai, Bisa Jadi Referensi

Perubahan status

Momentum perubahan status Unimal menjadi perguruan tinggi negeri berdasarkan Keppres No. 95 tahun 2001 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia, Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri pada 1 Agustus 2001 disambut gegap gempita oleh alim ulama, tokoh masyarakat, pemerintah, para pemuda, dan seluruh masyarakat.

Ini memberi ruang yang luas bagi masyarakat Aceh untuk mengembangkan sumber daya manusia, khususnya para pemuda untuk mengecap pendidikan tinggi dan mempersiapkan diri meraih masa depan yang gemilang.

Status Unimal menjadi PTN mendorong pengembangan kampus kebanggaan masyarakat Pase ini berbenah.

Pascapenegerian Unimal tahun 2001 Aceh masih dalam konflik ditambah gempa dan tsunami yang terjadi beberapa tahun kemudian membuat harapan yang tumbuh kembali tertahan.

Di tengah masa rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami Unimal tetap mencoba berkhidmat pada nalar budi di tengah rayuan globalisasi bantuan yang juga menyedot sebagian civitas akademia bekerja dalam sel-sel lembaga bantuan lokal, nasional, dan internasional.

Pengembangan Unimal pada tahun 2010 dimulai dengan pembangunan beberapa infrastruktur dasar seperti gedung kuliah, laboratorium, dan ruang pelayanan mahasiswa, dan fasilitas publik.

Upaya penguatan SDM masih minimalis tapi telah menunjukkan ada desain pada pendidikan lanjut dosen, penelitian, publikasi, dan inovasi.

Memasuki usia 20 tahun, perayaan 1 Agustus 2021 dilakukan dengan cara sederhana, melalui zikir dan santunan kepada anak yatim dengan komunitas lingkar kampus.

Di tengah ancaman PPKM level 3, kami melaksanakan zikir dan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara tercinta. Sembari mengharapan tahun-tahun ke depan lebih berjaya dan menggembirakan.

Zikir itu sendiri menjadi penanda bahwa apa yang telah didapatkan Unimal pada hari ini harus disyukuri sebagai cara untuk melihat masa lalu dengan bijaksana, dan melihat hari ini yang berubah dengan gembira.

Demikian pula esok harus lebih progresif dan baik dengan tantangan yang semakin kompleks. Rasa syukur yang besar harus dimiliki oleh setiap orang beriman, seperti telah diingatkan di dalam Alquran Surat Ibrahim ayat 7: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azabKu amatlah pedih.”

Guliran sejarah

Momentum penandatanganan prasasti penegerian Unimal oleh Presiden Republik Indonesia Ibu Megawati Soekarnoputri di halaman Masjid Raya Bayturrahman Banda Aceh disaksikan oleh ratusan ribu masyarakat Aceh pada tanggal  8 September 2001 menjadi tonggak sejarah untuk menciptakan keadilan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat Aceh, khususnya Pasee.

Tentu kehadiran Megawati juga membawa pesan perdamaian yang telah lama kosong pascaotoriterisme Orde Baru.

Waktu yang panjang itu telah membentuk kematangan dan keberanian melakukan terobosan-terobosan baru.

Salah satu yang sangat penting adalah Unimal pada 2019 menandatangani kontrak dan mendapatkan loan yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) untuk memberikan perluasan akses pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Meurauke, khususnya anak-anak bangsa di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Unimal jelas telah menjadi salah satu kampus besar nasional, dan bukan hanya milik masyarakat Aceh.

Saat ini anak-anak dari Papua dan Indonesia Timur telah memiliki pengalaman untuk mendapatkan pendidikan tinggi; sesuatu yang mungkin belum terbayang 20 tahun lalu.

Demikian pula peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan peran perguruan tinggi juga dilakukan pada sektor pemberdayaan ekonomi masyarakat agraris, terutama di zona Utara dan Tengah Aceh.

Pemberdayaan ekonomi di tengah masyarakat diharapkan dapat mengikis paham chauvinisme, etnosentrisme, radikalisme, dan intoleransi sembari memperkokoh empat pilar kebangsaan. Sektor wirausaha ini diharapkan akan meningkatkan performa Unimal dalam level tata kelola lebih tinggi lagi.

Status penegerian Unimal 20 tahun lalu oleh Ibu Megawati Soekarno Putri telah membawa manfaat yang besar bagi anak-anak muda Aceh dan generasi penerus bangsa dari pelosok negeri dalam bidang pendidikan dan ekonomi.

Ribuan anak-anak muda Aceh telah mengecap pendidikan tinggi dengan kualitas yang baik dan berbiaya murah, bahkan mendapatkan beasiswa yang besar.

Alhamdulillah, kini Pase sudah menjadi kiblat pendidikan tinggi di tanah air, dibuktikan dengan peringkat webometric di urutan 30 nasional dan urutan 5 di Sumatera, terkoreksi 10 poin dibandingkan enam bulan sebelumnya.

Bayangkan juga bahwa posisi kali ini telah meningkat 10 kali lipat dibandingkan ketika pertama sekali kami menjabat sebagai rektor pada akhir 2018 yang berada pada urutan 348.

Peran Megawati memang tidak tunggal. Ada peran besar tokoh-tokoh lain yang tak boleh dilupakan, seperti K.H Abdurrahman Wahid sebagai presiden keempat.

Gus Dur telah menancapkan fungsi dialog dan penyelesaian damai di Aceh. Langkah yang sama juga ia lakukan untuk Papua, Riau, dan Maluku.

Gus Dur juga mengajarkan semangat Islam toleran dan inklusivisme yang menjadi benang merangkai kebinekaan Indonesia.

Megawati sebagai pelanjut estafeta Gus Dur memberikan pemantapan pada langkah Gus Dur dengan menandatagani perdamaian Aceh dan menjamin demokrasi tetap berjalan di Indonesia yang kita cintai ini.

Oleh karena itu, atas nama seluruh civitas akademia Unimal dan masyarakat Aceh mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan tertinggi kepada Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri yang telah menegerikan Unimal dan mendongkrak kualitas pendidikan tinggi di Aceh dan Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved