Internasional

Lebanon Kutuk Serangan Udara Israel, UNIFIL Tuduh Israel Langgar Resolusi DK PBB

Pemerintah Lebanon mengutuk serangan udara yang dilakukan Angkatan Udara Israel ke wilayah negaranya.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Tank Israel bersiaga di perbatasan Lebanon saat melepaskan tembakan artileri ke wilayah Lebanon untuk membalas serangan roket pada 20 Juli 2021. 

"Kami telah mengajukan keluhan ke PBB sebagai langkah yang diperlukan untuk mencegah Israel melanjutkan serangannya terhadap Lebanon," katanya.

Sementara Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan telah menginstruksikan Perwakilan Tetap Lebanon untuk PBB Amal Mudallali untuk mengajukan keluhan mendesak kepada Dewan Keamanan (DK) PBB tentang agresi Israel.

"Alasan Israel untuk serangan bermusuhan eksplisit terhadap kedaulatan Lebanon adalah roket mencurigakan yang jatuh di utara," katanya.

Dikatakan asal roket dari wilayah pendudukan Israel yang ditembakkan dari wilayah Lebanon, sementara tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.

Serangan itu adalah yang terbaru dari serangkaian panjang pelanggaran Israel terhadap kedaulatan Lebanon, termasuk penggunaan wilayah udara Lebanon untuk melakukan serangan di Suriah.

Lebanon telah tanpa pemerintahan yang layak selama satu tahun sekarang.

Baca juga: Presiden Prancis Galang Bantuan Internasional untuk Akhiri Krisis Lebanon

Otoritas sebelumnya, yang dipimpin oleh Diab, mengundurkan diri pada 10 Agustus tahun lalu, enam hari setelah ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut.

Setelah pertemuan kelimanya dengan Aoun di istana presiden, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai PM Najib Mikati mengatakan optimis tentang prospek mencapai kesepakatan tentang pembentukan pemerintahan baru.

Dia mengatakan proses itu berjalan dengan kecepatan lambat tetapi mereka pasti bertekad untuk membentuk pemerintahan."

Dia menambahkan:

“Saya tidak memiliki tenggat waktu tetapi saya tidak akan membiarkan kerangka waktu terbuka. Sesi hari ini adalah langkah maju yang positif."

"Pemilihan parlemen sendiri akan menentukan masa depan Lebanon.”

Pemilihan umum dijadwalkan berlangsung pada Mei tahun depan.

Mengenai perkembangan internasional untuk Mikati mengatakan Prancis jelas, tidak ada dukungan yang akan diberikan sebelum pembentukan pemerintahan.

Tiga puluh tiga negara dan 10 organisasi internasional ambil bagian dalam konferensi tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved