Webinar Kopi

Isu Glyfphosat dalam Kopi Gayo Bentuk Kampanye Hitam untuk Meruntuhkan Citra Kopi Gayo

Merebaknya isu glyphosat dalam Kopi Gayo dinilai sebagai kampanye hitam terhadap produk kopi Gayo.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Pemilik brand ratu Kopi Gayo, Adhe Linge dalam webinar kopi Gayo di Jakarta 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Merebaknya isu glyphosat dalam Kopi Gayo dinilai sebagai kampanye hitam terhadap kopi Gayo. Isu ini awalnya muncul pada 2018 silam. “Entah siapa yang melakukan ini.

Karena itu harus dilakukan bantahan, sebab bisa merusak citra kopi Gayo,” kata Adhe Linge, pemilik brand Ratu Kopi Gayo dalam webinar kopi dan entrepreneurship yang diselenggarakan Divisi Entrepreneurship Musara Gayo Jakarta, Minggu (8/8/2021) malam.

 Dipandu moderator Yusradi Usman Al Gayoni, Adhe Linge menyesalkan munculnya isu “kopi mengandung racun  pembasmi rumput tersebut.” Ia mengaku pernah mengkonfirmasi kepada sejumlah sumber di Takengon, ternyata tidak seperti yang diisukan di media.

“Ini harus kita lawan.  Sebab merusak citra Kopi Gayo, dan kita hidup dari kopi itu,” ujarnya.

Adhe Linge mengembangkan bisnis Kopi Gayo di Jakarta dan melakukan ekspor ke sejumlah negara. Di masa pandemi seperti ini Adhe menyiasati keadaan dengan membuat inovasi menjual kopi literan. “Kedai kopi kan tidak boleh buka. Beberapa gerai kopi kita terpaksa tutup dampak pandemi. Kami kemudian membuat kopi kemasan dalam berbagai ukuran sampai satu liter. Kita pasarkan secara take away,” kisahnya.

Ia mulai menjalankan bisnis kopi sejak 2016. Untuk mendukung bisnis di masa pandemi, ia melibatkan anggota keluarga. “Kebetulan anak-anak saya juga suka bisnis kopi, jadi kita lakukan bersama,” ujarnya.

Baca juga: Bocah Derita Hidrosefalus Meninggal Dunia

Baca juga: Pakar Transfer: Messi telah Melakukan Negosisasi dengan PSG untuk Kontrak 2 Tahun Hingga Juni 2023

Baca juga: Curhat Jane Abel Dicoret Bambang Pamungkas dari KK, Sesalkan Tindakan Ayah Kandung

Dalam mengembangkan usahanya di ibukota, Adhe juga membuka kelas edukasi kopi yang terbuka untuk umum dan tanpa biaya alias gratis.

“Siapapun yang berniat menjalankan bisnis kopi, kita ajarkan, mulai dari bahan baku, peralatan, racikan sampai menjadi minuman. Semuanya gratis. Hanya yang  mereka bayar adalah bahan baku kopi Gayo yang yang kita sediakan,” lanjutnya.

Ia menyebut pola-pola bisnis seperti ini bukan saja  memberi keuntungans ecara ekonomi kepada pelaku bisnis, tapi juga mendapatkan pengetahuan tentang cara mengolah kopi Gayo dan kisah kopi Gayo.

Ia pernah mengajarkan bisnis kopi Gayo kepada siswa SMK se DKI Jakarta. “Beberapa siswa itu kemudian ada yang serius mengembangkan dan menjalankan bisnis, kita juga bantu dengan pola kemitraan,” tambahnya lagi.

Baca juga: Pelabuhan Penyeberangan Sinabang Diambil Alih Provinsi, Kadishub: Ada Untung dan Ruginya Bagi Daerah

Baca juga: Fakultas Kelautan dan Perikanan USK Sosialisasikan Penerapan Teknologi Terumbu Buatan di Aceh Besar

Peminat kopi Gayo di Jakarta cukup tinggi. Dalam keadaan tertentu bahkan kesulitan bahan baku dan harga mahal.

Umumnya pebisnis kopi di Jakarta menggunakan kopi Gayo sebagai campuran, karena  sangat unggul dalam aroma dan cita rasa.

Adhe sendiri saat ini terus membuat inovasi produk dengan sajian berbagai varian rasa. “Termasuk kopi susu gula aren, sangat diminati,” ujarnya.

Ia mengatakan peluang pasar kopi Gayo di Jakarta dan Indonesia umumnya sangat tinggi. Tapi pasar dalam negeri belum digarap maksimal. Kopi Gayo selama ini lebih bertumpu kepada ekspor, hampir 99 persen.

“Kalau saya jauh lebih menguntungkan penjualan di dalam negeri daripada ekspor, dan ini yang harus kita rebut,” demikian Adhe Linge yang dijuluki Ratu Kopi Gayo.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved