Internasional

Taliban Gempur Perkotaan, Warga Bersembunyi Ketakutan dan Melarikan Diri

Militan Taliban menyerbu ibu kota provinsi Afghanistan lainnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran cengkeramannya ketika pasukan kaoliasi pimpinan AS

Editor: M Nur Pakar
AFP/Asghar ACHAKZAI
Seorang tentara berpatroli ketika orang-orang yang melarikan diri dari serbuan Taliban menunggu pembukaan kembali titik perbatasan yang ditutup oleh pihak berwenang, di Chaman, Sabtu (7/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Militan Taliban menyerbu ibu kota provinsi Afghanistan lainnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran cengkeramannya ketika pasukan kaoliasi pimpinan AS mundur.

Pemberontak memasuki ibu kota provinsi Jawzjan Afghanistan utara, seorang anggota parlemen provinsi mengatakan kepada Associated Press (AP).

Seorang juru bicara Taliban kepada NBC News, Minggu (8/8/2021) mengatakan telah menguasai kota, Sheberghan, kurang dari 24 jam.

Setelah ibu kota lain jatuh ketika provinsi-provinsi di seluruh negeri itu terancam runtuh setelah serangan cepat Taliban.

Perebutan Zaranj, jantung provinsi Nimroz di barat daya Afghanistan pada Jumat (6/8/2021),, menjadikannya ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke tangan Taliban sejak pasukan AS mulai menarik diri dari negara itu.

Para ekstremis melakukan serangan agresif di seluruh negeri dengan kecepatan yang bahkan mengejutkan beberapa pejuang itu sendiri.

Hal itu telah mendorong ribuan orang keluar dari rumah untuk mencari perlindungan, baik dari pertempuran.

"Situasinya sangat buruk sekarang," kata seorang pejabat pemerintah dari Nimroz yang meminta tidak disebutkan namanya untuk melindungi keselamatan mereka sendiri.

"Taliban memiliki kendali atas seluruh kota," katanya.

"Sejak tadi malam mereka mencari orang-orang pemerintah dari rumah ke rumah," tambahnya.

Baca juga: Mantan Komandan Taliban Peringatkan Pemerintah, Operasi Militer Bukan Solusi Akhiri Konflik

Dalam sebuah pernyataan, Taliban berusaha meyakinkan pegawai negeri sipil di ibu kota yang baru digulingkan yang katanya berusaha melarikan diri ke Iran dan tempat-tempat lain bersama keluarga mereka.

Tapi warga takut nasib yang lebih gelap jika mereka tetap tinggal.

Pejabat itu mengatakan bahwa semua orang bersembunyi dan orang-orang tidak aman.

“Sebagai perempuan telah bekerja dan berjuang selama 20 tahun untuk hak-hak perempuan, untuk masyarakat yang lebih baik, kesetaraan dan perbaikan perempuan," katanya.

"Saya tidak bisa menerima Taliban menghancurkan semua pencapaian ini,” tambahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved