Opini
Melirik Agrowisata Durian di Aceh Tenggara
Saat ini di Aceh Tenggara (Agara) sedang banjir durian. Fakta ini bukanlah isapan jempol, melainkan imbas dari fenomena musim durian

Bila ditelusuri lebih mendalam ternyata masyarakat Agara juga sudah membuat buah durian menjadi olahan yang sangat enak. Haluwe misalnya, penangan khas Alas yang diolah dari durian asli. Kuliner ini dimasak di dalam kuali selama beberapa jam di bawah kayu bakar yang menyala, sehingga hasil akhirnya (haluwe berbahan durian tersebut) mirip seperti dodol. Meski begitu, memiliki rasa yang berbeda, selain itu tekstur haluwe juga lebih lembut dari dodol.
Arman Syah Putra, warga Kutambaru mengatakan bahwa haluwe tersebut dibungkus secara tradisional dengan menggunakan daun upih (pelepah pinang tua). Haluwe sendiri saat ini sudah jarang dijumpai di pasaran. Salah satu penyebabnya karena tingkat produksinya yang membutuhkan waktu lama. Walaupun demikian, tentu ini menjadi sebuah kebanggan bagi identitas masyarakat Agara. Memiliki makanan yang khas, diolah dan dipasarkan secara maksimal seperti halnya haluwe.
Nah, selain haluwe, buah durian juga bisa dikolaborasikan menjadi khikhis (lemang). Sebuah penangan khas Alas yang terdiri atas beras puket (ketan) putih yang dimasukkan ke dalam bambu dengan gulungan daun pisang. Di dalamnya adalah perpaduan dari racikan santan dan buah durian. Setelah itu dimasak bersama di atas api yang sangat menyala dengan bahan bakarnya adalah kayu bakar, tentu saja rasa yang dihasilkan pun sangat luar biasa.
Dengan mudahnya akses internet dan media sosial, makanan khas seperti di atas seharusnya dapat diwariskan ke generasi milenial. Hal tersebut agar identitas kearifan lokal tidak memudar dan tergerus oleh zaman. Agar hal itu tidak terjadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah pelatihan kepada masyarakat. Wacana ini akan mudah terealisasi bila melibatkan peran pimpinan atau pemerintah. Penerintah perlu memfasilitasi dan mengembangkan usaha kecil dan menegah mengenai produk haluwe dan khikhis durian di Agara.
Kedua, setelah tahap pertama dilalui maka perlu dukungan pemerintah yang penuh mengenai pemasaran produk-produk tersebut, sehingga para pengusaha kecil dan menengah tetap bersemangat dalam memasarkan produknya, terlebih saat ini di mana situasi pandemi masih belum menunjukkan tanda-tanda kepergiannya.
Dengan mengeksplorasi kedua potensi ini, mulai dari tempat wisata dan pengolahan produk durian dalam kemasan yang menarik, diharapkan mampu mendokrak perekonomian masyarakat Agara. Semoga saja wisata durian dan pengolahan buah durian menjadi hal yang patut diperjuangkan secara maksimal, baik oleh pemerintah dan masyarakat Agara pada umumnya. Semoga saja wisata durian dan produk olahan tersebut tidak hanya menyentuh sektor wisatawan lokal, tetapi jauh dari itu kita berharap wisata durian ini juga menyentuh sektor wisatawan asing pada khususnya.