Jurnalisme Warga
Kilas Balik Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Aceh
Setelah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, tidak serta-merta bangsa

Lokasi tersebut siapa yang tahu? Menyemarakkan HUT Ke-76 RI tanggal 17 Agustus lalu, saya selaku guru sejarah coba menceritakan peristiwa heroik penaikan Merah Putih pertama di Aceh kepada siswa-siswa saya ketika mengajar. Entah cerita saya yang terlalu apik atau memang peristiwa sejarah itu sendiri yang begitu heroik, sehingga siswa melakukan “demo” terhadap saya.
“Pak, bawa kami jalan-jalan ke sana, Pak! Kapan kita bisa ke sana, Pak? Kita akan sewa labi-labi. Bapak tentukan saja tanggalnya!” kelas pun riuh, semangat murid-murid saya melebihi semangat Amin Bugis dan pemuda tempo dulu.
Murid-murid saya sedang memberontak menuntut kemerdekaan (Merdeka Belajar). Murid butuh bebas dari kungkungan kelas yang terus mencekoki mereka teori-teori dan lagi-lagi teori. Tiba-tiba saya merasa ibarat seorang serdadu Jepang yang tak berdaya melawan sekelompok pemuda yang menuntut kemerdekaan. Setelah kelas kondusif, saya pun mulai memberi pemahaman kepada mereka. “Bumi sedang dilanda pandemi. Alangkah baiknya kita tunda dulu keinginan untuk tapak tilas sejarah. Perizinan sulit kita urus. Jikapun izin perjalanan kita peroleh, labi-labi terlalu sempit. Jaga jarak akan sulit saya kontrol. Sekarang memang serbasulit, Nak,” dalih saya.
“Bahkan untuk belajar sekalipun?” tanya seorang siswa sambil tertunduk lesu.
Saya tidak menjawab dan ikut tertunduk lesu, sembari mengheningkan cipta agar taeun (virus) ini segera punah. Beberapa hari setelah demo terhadap saya berlangsung, Banda Aceh naik level 4 PPKM. Proses Belajar Mengajar (PBM) harus kembali daring. Untuk mengampanyekan lokasi pengibaran bendera Merah Putih di halaman Gedung Juang/Baperis, alangkah baiknya gedung ini diberi peran tiap perhelatan memperingati hari kemerdekaan. Semisal, bendera Merah Putih yang ingin dikibarkan pada 17 Agustus disimpan di gedung tersebut terlebih dahulu, selanjutnya diarak ke lokasi pengibaran—Blangpadang atau Kantor Gubernur Aceh. < myusrizallatief@gmail.com>