Ibu Lurah di Siantar Perlihatkan Mulut Keluarkan Darah, Mengaku Dihantam Oknum Babinsa TNI

Korban menuding Serda JS tidak terima ditertibkan saat operasi yustisi berlangsung.

Editor: Faisal Zamzami
Via TribunMedan/HO
Lurah Asuhan, Walmaria Zalukhu yang mengaku dianiaya anggota Babinsa Serda JS hingga berdarah-darah 

SERAMBINEWS.COM, SIANTAR - Seorang lurah perempuan di Siantar menjadi korban penganiayaan oknum aparat.

Akibat penganiayaan itu, korban berdarah-darah diduga dihantam oknum TNI.

Oknum aparat tersebut merupakan Babinsa TNI AD berinisial Serda JS.

Korban bernama Walmaria Zalukhu, Lurah Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Siantar.

Korban menuding Serda JS tidak terima ditertibkan saat operasi yustisi berlangsung.

Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa Walmaria Zalukhu saat ini masih dimintai keterangannya di Denpom I/Siantar. 

"Untuk informasi awal yang saya terima dari Kapolsek, mereka memang mengadakan operasi yustisi malam tadi, tapi lokasinya di Tomuan, bukan di Kelurahan Asuhan. Jadi masih dibutuhkan keterangan yang bersangkutan," kata Sondang, Senin (23/8/2021)

Sondang juga menyinggung soal kedai kelontong yang disebutkan Walmaria Zalukhu dalam Facebook-nya. 

"Kelontong itu kan jualan sembako, bukan sektor usaha yang ditertibkan dalam PPKM. Makanya kita masih butuh keterangan lanjutan. Informasi selanjutnya akan kita sampaikan," kata Sondang.

Baca juga: Oknum TNI Terekam Kamera Aniaya Tetangganya, Ini Penyebabnya

Baca juga: Ngotot Minta Dicarikan Jodoh, Pria Ini Aniaya Saudaranya hingga Tewas, Padahal Sudah Dikasih Kerja

Dalam laman Facebooknya, Walmaria Zalukhu sampai-sampai meminta tolong pada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Andika Perkasa.

Dia juga meminta perhatian dari Pangdam I/Bukit Barisan dan Gubernur Sumatera Utara. 

Bahkan, Walmaria Zalukhu meminta perlindungan pada Presiden RI Joko Widodo, setelah bibirnya pecah dipukul Serda JS.

Kendati mengaku dianiaya karena melakukan penertiban, namun duduk perkara ini masih samar-samar.

Sebab, sebagaimana penuturan Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung, operasi yustisi tidak dilakukan di wilayah Kelurahan Asuhan, melainkan di wilayah lain. 

Terkait hal ini, berikut unggahan status Walmaria Zalukhu di akun Facebook pribadinya soal kronologis kejadian versi korban.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved