Internasional

Perempuan dan Minoritas Afghanistan Belajar Hidup Dibawah Bayang-bayang Taliban

Para perempuan dan minoritas di Afghanistan harus belajar hidup dibawah bayang-bayang Taliban, penguasa defacto Taliban.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Perempuan Afghanistan mengambil bagian dalam pertemuan di sebuah aula di Kabul pada 2 Agustus 2021 untuk menentang klaim pelanggaran HAM terhadap perempuan oleh rezim Taliban. 

Etnis minoritas, khususnya Hazara, kelompok mayoritas Syiah yang terkonsentrasi di wilayah pegunungan tengah Hazarajat, juga menghadapi penganiayaan.

Merupakan sekitar 10 sampai 20 persen dari populasi, Hazara diturunkan ke anak tangga terbawah dari tatanan sosial.

Dipuncaki oleh Pashtun, sebuah etnis dari mana Taliban mendapat sebagian besar dukungannya.

Kelompok etnis lain orang-orang Tajik, Uzbek, Turkmenistan, Baloch, Pashai, Nuristani, Gujjar, Arab, Brahui, Sadat, Kirgistan, dan Pamiri - juga tidak yakin di mana mereka berdiri.

Hazara tentu punya alasan untuk takut lagi.

Setelah menguasai provinsi Ghazni, gerilyawan Taliban membunuh sembilan orang Hazara antara 4 Juli dan 6 Juli 2021 di desa Mundarakht di Distrik Malistan.

Saksi mata mengatakan enam dari pria itu ditembak dan tiga disiksa sampai mati.

Human Rights Watch telah mendesak Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk menyelidiki laporan serupa tentang kekerasan Taliban menjelang jatuhnya Kabul pada 15 Agustus 2021.

Orang Afghanistan mengatakan Taliban menangani hak-hak perempuan dan minoritas ke depan akan sangat bergantung pada jenis pemerintahan yang terbentuk.

Ketika kelompok itu mempererat cengkeramannya pada kekuasaan.

“Meskipun Taliban telah mengambil alih sebagian besar negara, mereka belum benar-benar meresmikan kesepakatan politik," kata Sultan.

Baca juga: AS dan Inggris Desak Warga Afghanistan Tinggalkan Bandara Kabul, Ancaman ISIS Semakin Meningkat

"Pada saat yang sama mereka menghadapi tantangan pemerintahan,” tambahnya.

“Kami membutuhkan dan ingin melihat kebijakan yang baik tentang perempuan dan anak perempuan," harapnya.

Dikatakan, Taliban telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan perempuan dan anak perempuan akan memiliki hak dalam hukum Syariah.

Banyak orang telah mengambil pendekatan menunggu dan melihat.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved