Luar Negeri
Ilmuan Inggris Akan Bayar Rp 88 Juta Bagi yang Bersedia Terinfeksi Virus Corona Varian Delta
Penelitian dilakukan dengan sengaja menginfeksi peserta penelitian dengan varian Delta untuk mengidentifikasi proses mutasi virus.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Sekelompok ilmuwan dari Imperial College London dan Universitas Oxford sedang melakukan studi khusus dengan membiakkan virus corona varian Delta di laboratorium mereka.
Penelitian dilakukan dengan sengaja menginfeksi peserta penelitian dengan varian Delta untuk mengidentifikasi proses mutasi virus.
Hal itu juga dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut untuk mengembangkan vaksin dan metode pengobatan terbaru Covid-19 bekerjasama dengan perusahaan hVivo.
Sebanyak 40 peserta muda dan sehat menerima pembayaran hingga 4.500 poundsterling (Rp 88,8 juta) sebagai persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Baca juga: Klasemen MotoGP 2021 Setelah MotoGP Inggris: Quartararo Kokoh di Puncak, Posisi Marc Marquez Turun
Baca juga: Ini Data Lengkap Sebaran Covid-19 Varian Delta di Aceh, Pasien Termuda 22 Tahun dan Tertua 80 Tahun
“Proses pembiakan varian Delta lebih sulit daripada varian asli Covid-19 karena mutasi yang mengubah struktur protein dan kultur virus,” kata ahli virologi hVivo dan Kepala Ilmuwan, Andrew Catchpole, dikutip dari Daily Mail, Senin (30/8/2021).
“Namun para peneliti kami telah melipatgandakan jumlah yang cukup untuk memulai penelitian pada tahap awal,” sambungnya.
Selama proses reproduksi, para ilmuwan perlu memastikan bahwa virus yang disebarkan tidak bermutasi dan menghasilkan varian baru dalam jangka waktu tertentu.
Spesialis Infeksi Virus Pernafasan, dr. Garth Rapeport mengatakan, prosesnya tidak sama dengan produksi vaksin karena prosesnya lebih rumit.
Untuk tujuan penelitian, para peneliti mendorong peserta penelitian berumur antara 18 dan 30 tahun.
Peserta juga tidak memiliki riwayat atau gejala Covid-19, memiliki tingkat kesehatan terbaik, berat badan ideal dan tidak merokok.
Baca juga: Virus Varian Delta Bertambah di Aceh, 7 Daerah Zona Merah, Ini Penjelasan Jubir Satgas Covid-19
Baca juga: Begini Aturan Memakai Masker Dobel untuk Mencegah Terpapar Virus Corona Varian Delta
Para peneliti mengatakan mereka hanya ingin merekrut orang Inggris yang 'paling sehat'.
Setelah lolos pemeriksaan, relawan tersebut awalnya akan terinfeksi virus corona jenis asli yang telah beredar di Inggris sejak Februari lalu.
Kemudian mereka akan dipantau selama 24 jam sehari.
Studi ini awalnya akan bertujuan untuk membantu dokter memahami bagaimana sistem kekebalan bereaksi terhadap berbagai tingkat virus corona dan bagaimana seseorang yang terinfeksi virus Covid mentransmisikan partikel infeksius ke lingkungan.
Tetapi diharapkan kandidat vaksin yang terbukti aman dalam studi awal kemudian akan diujicobakan pada para peserta.
Baca juga: Filipina Akui Virus Corona Delta Sangat Menular, Kasus Virus Corona Capai Rekor Baru
Baca juga: Begini Aturan Memakai Masker Dobel untuk Mencegah Terpapar Virus Corona Varian Delta
Vaksin biasanya diuji dengan menggunakan dua kelompok orang, keduanya perlu tertular penyakit secara alami, dengan yang satu diberi vaksin dan yang lain digunakan sebagai kontrol.
Uji klinis tradisional membutuhkan puluhan ribu peserta untuk meningkatkan kemungkinan beberapa dari mereka terinfeksi virus corona di masyarakat.
Namun,biasanya jumlah peserta akan disedikit peminat karena setiap orang harus terinfeksi penyakit tersebut. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca Juga Lainnya:
Baca juga: 13 Nakes RSU Cut Meutia Aceh Utara Masih Jalani Isolasi Mandiri
Baca juga: Rizky Billar dan Lesty Kejora Berduka, Di Balik Kesuksesan Acara Pernikahannya Ada Duka
Baca juga: PM Malaysia Tak Hadir Pelantikan Kabinet, Ismail Sabri Dikarantina Usai Kontak Dengan Pasien Covid