Breaking News

Luar Negeri

Setelah Amerika Angkat Kaki, Orang-Orang Kepercayaan Osama Bin Laden Muncul Kembali di Afghanistan

Pemimpin pengawal Osama Bin Laden muncul kembali ke Afghanistan sejak Amerika resmi angkat kaki dari negara itu.

Editor: Faisal Zamzami
IBNLive
Keluarga Osama Bin Laden bangun pencakar langit senilai 1,5 miliar dollar AS. 

Al-Haq membawa bin Laden keluar dari pengepungan tentara AS, untuk berlindung di Pakistan.

Baca juga: Pemimpin Taliban Haibatullah Akhundzada Bakal Jadi Otoritas Tertinggi Afghanistan, Berikut Profilnya

Baca juga: Taliban Minta Dunia Buka Hubungan Baik, Siap Menjaga Kemerdekaan, Kebebasan dan Nilai-nilai Islami

Pada tahun 2008, Pakistan menangkap al-Haq tetapi membebaskannya setelah tiga tahun, dengan alasan tidak cukup bukti untuk menuduh al-Hag terkait dengan Osama bin Laden.

"Dr Amin (al-Haq) tidak pernah menjadi pemimpin resmi atau anggota al-Qaeda, tapi dia menyelamatkan nyawa bin Laden di Tora Bora, dan berkontribusi pada al-Qaeda pada 1996-2001, periode ketika Taliban memerintah Afghanistan," kata Abdul Sayed, pakar keamanan di Swedia yang memiliki pengetahuan tentang kelompok Muslim di Afghanistan dan Pakistan.

"Perannya setelah 9/11 hingga penangkapannya di Pakistan masih menjadi misteri," tambah Sayed.

Di bawah perjanjian yang ditandatangani antara AS dan Taliban di Doha, Qatar pada tahun 2020, Taliban berjanji untuk tidak mengizinkan al-Qaeda menggunakan wilayah Afghanistan untuk mengatur serangan terhadap AS.

Perjanjian tersebut tidak termasuk klausul yang mewajibkan Taliban untuk mengusir anggota al-Qaeda, menurut TRT World.

Al-Qaeda adalah sekutu lama Taliban, berbagi banyak musuh bersama seperti Amerika Serikat, pemerintah Afghanistan, dan ISIS.

Hubungan mendalam yang telah berlangsung selama beberapa dekade dikatakan menjadi dasar tekad tegas Taliban untuk tidak menyerah pada AS di meja perundingan.

"Para pemimpin Taliban telah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kewajiban untuk melarang al-Qaeda atau individu lain untuk tinggal di Afghanistan," kata Sayed.

"Taliban hanya akan menjamin bahwa al-Qaeda tidak akan menggunakan wilayah Afghanistan untuk menyerang Amerika Serikat," katanya.

Dengan kata lain, anggota al-Qaeda diperbolehkan di Afghanistan, tetapi tidak dapat menggunakan wilayahnya untuk menyerang Amerika Serikat.

"Para pemimpin Taliban telah berulang kali menyebutkan hal ini secara terbuka, tetapi belum ada tanggapan dari AS," kata Sayed.

Barnett Rubin, seorang ilmuwan politik Amerika dan pakar terkemuka di Afghanistan dan Asia Selatan, juga mengatakan bahwa perjanjian Doha tidak mewajibkan Taliban untuk mengusir anggota al-Qaeda.

Bahkan al-Qaeda didukung oleh Taliban dalam daftar "pengungsi".

"Jika Anda membaca perjanjian Doha dengan cermat, tidak sulit untuk melihat niat Taliban," kata Rubin.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved