Internasional
Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan, Menjadi Kabar Buruk Bagi China
Penarikan pasukan koalisi pimpinan AS di Afghanistan menjadi kabar buruk bagi Pemerintah China. Hal itu terlepas dari retorika perayaan pemerintah
SERAMBINEWS.COM, BEIJING - Penarikan pasukan koalisi pimpinan AS di Afghanistan menjadi kabar buruk bagi Pemerintah China.
Hal itu terlepas dari retorika perayaan pemerintah China tentang penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan, menunjukkan penurunannya sebagai kekuatan global.
Tetapi, Beijing mungkin tidak benar-benar menikmati kepergian pasukan AS dari Afghanistan, lapor The Wall Street Journal, Kamis (2/9/2021).
"Penarikan pasukan Amerika yang kacau dan tiba-tiba dari Afghanistan bukanlah kabar baik bagi China," kata Ma Xiaolin.
Pakar hubungan internasional di Universitas Studi Internasional Zhejiang di Hangzhou, China itu menjelaskan AS masih lebih maju.
Baik dalam hal teknologi, manufaktur, dan kekuatan militer.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Berkoordinasi dengan Taliban, Tumpas ISIS di Afghanistan
Dia dan mengatakan China tidak siap untuk menggantikan AS di kawasan itu.
Seperti yang dicatat oleh Journal , Afghanistan berbagi perbatasan dengan China.
Sehingga, Beijing lebih rentan terhadap konsekuensi dari keluarnya Amerika dan pemerintahan Taliban berikutnya daripada Washington.
Apakah itu dalam bentuk arus pengungsi, terorisme, atau obat-obatan terlarang.
AS sekarang akan cenderung memiliki lebih banyak sumber daya untuk melakukan persaingan strategis dengan China.
Hal yang sama berlaku juga untuk Rusia.
"Orang-orang yang serius di Moskow memahami, mesin militer Amerika dan semua komponen keunggulan global tidak akan kemana-mana," kata Alexander Gabuev.
Baca juga: Amerika Serikat Minta Taliban Izinkan Evakuasi Warga Dilanjutkan Usai 31 Agustus 2021
Seorang rekan senior di Carnegie Moscow Center itu mengatakan seluruh gagasan untuk tidak lagi terlibat dalam perang selamanya sudah benar.
"Ya, eksekusinya sangat mengerikan, karena ada keinginan memfokuskan sumber daya pada area prioritas, terutama Asia Timur dan China," tambahnya.
"Sudah ada kegelisahan, keresahan di sini," jelasnya.(*)
Baca juga: Taliban Minta Dunia Buka Hubungan Baik, Siap Menjaga Kemerdekaan, Kebebasan dan Nilai-nilai Islami