Breaking News

Surat 'Keramat' dari Gubernur Ibrahim Hasan Membawa Sakum Nugroho ke Persiraja

Ya, saat itu, Lantak Laju harus terjun bebas ke divisi I setelah lama bermukim di kompetisi elit divisi utama.

Penulis: Imran Thayib | Editor: Imran Thayib
Kolase Serambinews.com/IST
Kolase foto mantan gelandang bertahan Persiraja, Sakum Nugroho dan mantan gubernur Aceh, Ibrahim Hasan. 

Posisi tukang gedor di lini depan Lantak Laju sepenuhnya menjadi milik Agamal.

Sebagaimana janjinya, Sakum Nugroho hanya bermain satu musim di Persiraja.

Ya, setelah sukses membawa kembali Persiraja promosi ke divisi utama, Sakum Nugroho memutuskan untuk pensiun.

Itu menjadi keputusan kedua pensiun Sakum setelah sebelumnya di PSMS Medan.

“Setelah Persiraja promosi, Sakum benar-benar meninggalkan sepakbola. Dan dia lebih memilih konsentrasi untuk bekerja di bank,” ungkap Anwar.

Baca juga: Istri Dalangi Pencurian Sapi Suami, Uang untuk Bayar Utang yang Sudah Terlilit dan Beli Skincare

Baca juga: Kabar Gembira, Indonesia Berhasil Lampaui Target Medali di Paralimpiade Tokyo 2020

Baca juga: Pukat Darat Masih Menjadi Andalan Nelayan Tradisional Bireuen Walaupun Hasil Tangkapan Sedikit

Baca juga: Mo Salah Minta Naik Gaji 150 Persen, Liverpool Siap-siap Rogoh Kocek Rp 8,4 Miliar untuk Megabintang

Meninggal Dunia

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Mantan bintang Persiraja era 90-an, Sakum Nugroho berpulang ke rahmatullah pada Sabtu (3/9/2021).

Bagi suporter Persiraja dan pecinta sepakbola di Aceh, nama eks gelandang PSMS Medan itu selalu diingat.

Karena, dia salah satu pemain yang memiliki kontribusi membawa Persiraja kembali promosi ke divisi utama pada musim 1991/1992 dari divisi I.

Sakum Nugroho menjalani fase kehidupan yang berubah drastis.

Nama besarnya di blantika sepak bola nasional dia lepas demi mengabdi kepada masyarakat secara total.

Pengabdian ini pun ini pun tidak biasa, karena pesepakbola yang dulu bermain di sektor gelandang ini memilih sebagai tukang gali kubur.

"Dia bukan hanya menarik diri dari sepak bola, tapi dari seluruh kehidupan dunia," kata Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja kepada Serambinews, Sabtu (4/9/2021).

Julius menjelaskan, aktivitas ini dilakukan almarhum di lingkungan rumahnya di Klambir V, Tanjunggusta, Deliserdang, Sumatera Utara sejak 10 tahun lalu.

Menariknya, Sakum Nugroho sama sekali tidak memungut bayaran setiap kali menggali kubur.

"Bukan hanya tidak dibayar, dia juga tidur di gubuk yang ada di kuburan. Tujuannya bila diperlukan sewaktu-waktu dia ada di lokasi," ujarnya.

Julius merupakan salah satu sosok yang mengenal dekat Sakum karena dulu sama-sama mengantarkan PSMS juara Perserikatan tahun 1983 dan 1985.

Kemudian, Sakum juga andil merebut medali emas untuk tim Sumut pada PON 1985.

Dan secara khusus dia pernah menanyakan alasan almarhum melakoni aktivitas itu.

"Pernah saya tanya, dia bilang ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. ini cara dia meningkatkan amal," tutup Julius.

Agen sepakbola papan atas Indonesia, Edisyah Putra kepada Serambi, Sabtu (4/9/2021), mengungkapkan, kalau sosok Sakum Nugroho dikenal sangat santun.

Edisyah menceritakan, suatu hari dirinya pernah bertemu dengan Sakum Nugroho.

“Saya pernah tanya, Sakum kenapa memutuskan untuk meninggalkan sepakbola. Ternyata, saat itu, Sakum menjawab kalau dirinya mencari ridha Allah SWT dengan menjadi penggali kubur,” kenang pria asal Kota Langsa itu.

Seorang fans PSMS, Raju mengungkapkan, Sakum Nugroho merupakan pensiunan dari karyawan bank di Kota Lhokseumawe, dan pernah bertugas di Banda Aceh.

“Meski memiliki kemampuan mapan, Bang Sakum lebih memilih kehidupan untuk mewakafkan dirinya untuk kepentingan warga. Ya, dia menggali kuburan di lingkungan tempat tinggal,” kata Raju.

Sebagaimana diketahui, Sakum Nugroho ditarik oleh Persiraja Banda Aceh selepas meninggalkan PSMS Medan.

Saat itu, setelah mengakhiri karier sebagai bintang PSMS, Sakum Nugroho pindah tugas ke bank pemerintah di Lhokseumawe.

Ternyata, kehadirannya di Lhokseumawe menarik perhatian petinggi terutama Ketua Umum Persiraja asal Trienggadeng, H Iskandar Husein.

Meski sudah tiga tahun meninggalkan lapangan hijau, namun kemampuannya tak menghilang.

Sang arsitek Persiraja, Parlin Siagian langsung memberi satu slot bagi Sakum di lini tengah.

Kala itu, Sakum bahu membahu bersama Taufik Junianto di bawah mistar, kapten Samsul Bahri, Abdurrahman, Hendra

Saputra, Ramadana, Zarmansyah alias Tompi, Mustafa Jalil, Anwar, Dahlan Jalil, dan mesin gol asal Meureudu, A Gamal.

Dari pahlawan yang sukses membawa Persiraja kembali ke divisi utama musim 1991/1992, empat pemain sudah meninggal dunia.

Mereka yang sudah kembali ke rahmatullah adalah kapten Samsul Bahri, Zarmansyah alias Tompi, Agamal, dan Sakum Nugroho.

Demikian juga dengan Parlin Siagian yang juga sudah meninggal dunia pada November 2020 di Medan, Sumatera Utara.(*)

Baca juga: VIDEO Penyeberangan ke Pulo Aceh Kembali ke Era Kapal Kayu, Imbas KMP Papuyu Naik Docking

Baca juga: VIDEO Petinggi TNI Datangi Keramba Tiram Eks Kombatan GAM Tgk Jamaica di Ulee Lheue Banda Aceh

Baca juga: VIDEO Anies Baswedan Bagikan Momen di JPO Lenteng Agung: Selamat Berinteraksi di JPO Baru Ini

Baca juga: VIDEO Heboh Penemuan Wajan Raksasa Berkarat Berdiameter 2,5 di Bantul

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved