Breaking News

Internasional

Aktivis HAM Jerman Tuntut Lima Perusahaan, Dituduh Dapat Manfaat Kerja Paksa Muslim Uighur

Aktivis HAM telah mengajukan tuntutan pidana di Jerman terhadap lima perusahaan. termasuk C&A, Lidl dan Hugo Boss.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang wanita berselfie di salah satu toko di Provinsi Xinjiang, China. 

SERAMBINEWS.COM, BERLIN - Aktivis HAM telah mengajukan tuntutan pidana di Jerman terhadap lima perusahaan. termasuk C&A, Lidl dan Hugo Boss.

Mereka menuduh perusahaan tersebut mendapat manfaat dari kerja paksa di antara penduduk Muslim Uighur China.

Pusat Konstitusi dan Hak Asasi Manusia Eropa (ECCHR) mengatakan telah mengajukan kasus tersebut.

Juga menargetkan dua jaringan supermarket Aldi Nord dan Aldi Sued, setelah melakukan penyelidikan sumber terbuka.

Miriam Saage-Maass dari ECCHR mengatakan sulit bagi organisasi masyarakat sipil untuk mendapatkan bukti yang jelas tentang pelecehan tersebut.

Tetapi cukup bagi jaksa untuk melihat lebih dekat.

Dia mengatakan ada banyak informasi yang muncul untuk menunjukkan kerja paksa sedang terjadi.

Baca juga: Muak dengan AS, Ukraina Buka Hubungan dengan China, Abaikan Pelanggaran HAM Muslim Uighur

“Pertanyaannya adalah apakah menjalin hubungan bisnis bukanlah cara untuk membantu dan bersekongkol dengan kejahatan internasional tersebut,” katanya.

Saage-Maass menambahkan lima perusahaan telah mendaftarkan secara publik dan sukarela pabrik pemasok mereka dari Xinjiang.

Sebuah wilayah China yang menjadi pusat tuduhan kerja paksa, tetapi mungkin hanya puncak gunung es.

“Kami percaya bahwa kelima hal itu hanyalah contoh dari masalah yang jauh lebih luas dan lebih sistematis,” katanya.

Dia menunjukkan kapas China menghasilkan 20 persen dari produksi global dan 80 persennya diproduksi di Xinjiang.

“Jadi sangat mungkin ada lebih banyak perusahaan yang membeli dari wilayah ini,” tambahnya.

Dihubungi oleh AFP, pengecer mode C&A membantah membeli pakaian apapun dari produsen yang berbasis di Xinjiang.

Baca juga: Israel Akhirnya Bergabung dengan AS, Kritik Tindakan Keras China ke Muslim Uighur

Dia menambahkan pihaknya belum mendapatkan sumber benang atau kain dari wilayah tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved