Berita Aceh Barat

Kemenag Aceh Barat Sikapi Kasus Penyebaran Buku Dugaan Pendangkalan Akidah di Meulaboh

FGD berlangsung di Kantor Kemenag Aceh Barat, Meulaboh, Rabu (15/9/2021), terkait penyebaran buku pendangkalan akidah yang dilakukan oleh OTK beberapa

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Mursal Ismail
Dokumen Kemenag Aceh Barat
Kemenag Aceh Barat bersama unsur terkait mengikuti FGD menyangkut penyelesaian kasus penyebaran buku dugaan pendangkalan akidah oleh OTK di Meulaboh, Aceh Barat. FGD ini di Kantor Kemenag Aceh Barat, Meulaboh, Rabu (15/9/2021) 

FGD berlangsung di Kantor Kemenag Aceh Barat, Meulaboh, Rabu (15/9/2021), terkait penyebaran buku pendangkalan akidah yang dilakukan oleh OTK beberapa waktu yang lalu di kawasan Meulaboh.

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Kantor Kementerian Agama atau Kemenag Aceh Barat melakukan Focus Group Discussion (FGD) penyelesaian kasus penyebaran buku pendangkalan akidah. 

FGD berlangsung di Kantor Kemenag Aceh Barat, Meulaboh, Rabu (15/9/2021), terkait penyebaran buku pendangkalan akidah yang dilakukan oleh OTK beberapa waktu yang lalu di kawasan Meulaboh.

FGD ini melibatkan berbagai unsur, di antaranya unsur Kodim Aceh Barat, Polres Aceh Barat, Kejaksaan Negeri Meulaboh, Badan Kesbangpol, Dinas Syariat Islam, Ketua MPU.

Kemudian Ketua MAA, Ketua FKUB, tokoh lintas agama, organisasi masyarakat Islam, dan unsur-unsur terkait lainnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Barat, H Khairul Azhar, dalam FGD itu mengatakan pihaknya sangat menyayangkan penyebaran buku yang mengandung unsur penistaan agama dan pendangkalan akidah tersebut.

Sebab hal itu dapat memecah belah dan mengganggu kerukunan umat beragama yang telah terjalin dengan baik selama ini.

Baca juga: Masalah Rentenir Hingga Pendangkalan Akidah Jadi Persoalan Utama di Perbatasan Aceh Tamiang

Khairul menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat telah adanya upaya pendangkalan akidah di Kabupaten Aceh Barat, Senin, 13 September 2021.

Setelah menerima informasi tersebut, pihaknya menugaskan penyuluh agama Islam bekerja sama dengan Wilayatul Hisbah (WH) Aceh Barat untuk mengidentifikasi dan menelusuri kebenaran informasi tersebut.

Dari penelusuran tersebut, mendapati beberapa buku yang mengandung penistaan dan pendangkalan akidah dari para pedagang, tukang sapu, dan tukang parkir di sekitar Pasar Bina Usaha Meulaboh.

Selain itu Khairul mengatakan, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan berbagai unsur melalui Focus Group Discussion (FGD).

Dari hasil koordinasi terdapat adanya indikasi pemahaman aliran sesat terkandung di dalam buku tersebut. Sebab tidak sesuai dengan pemahaman ajaran agama manapun yang ada di Indonesia.

Khairul mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi, serta tidak melakukan hal-hal yang anarkis yang melanggar hukum.

Baca juga: Buku Diduga Menyimpang Selip Rp 5000 Tersebar di Aceh Selatan, MPU Minta Masyarakat Tangkap Pelaku

Selain itu selalu memantau, mengawasi, dan melaporkan kepada penegak hukum jika terdapat upaya-upaya yang mencurigakan terkait permasalahan tersebut.

Selain itu, Khairul juga berharap kepada Polres Aceh Barat untuk mengungkapkan kasus dan menangkap pelaku pendangkalan akidah tersebut secara hukum.

Ia menambahkan, untuk menangkal kasus serupa, perlu adanya proteksi dari seluruh komponen, memperkuat koordinasi forum kerukunan umat beragama (FKUB) dan unsur lainnya.

Selain itu, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan keagamaan, penguatan keyakinan terhadap agama, peningkatan pemahaman nilai-nilai pancasila, serta saling menghargai dan menghormati perbedaan.

“Jaga kebersamaan umat dan hindari permusuhan,” pesannya.

Baca juga: Heboh Isu Komunitas Remaja di Subulussalam Diduga Menyimpang, Begini Penjelasan Kapolres 

Sementara itu, Ketua MPU Aceh Barat, H Abdurrani Adian, mengucapkan terima kepada Kementerian Agama Aceh Barat yang sudah memfasilitasi forum Focus Group Discussion (FGD) tersebut.

Sebab forum koordinasi tersebut perlu dilakukan, supaya masyarakat di Aceh Barat tahu bahwa tokoh pemerintah, tokoh masyarakat, dan tokoh lintas agama dalam persoalan ini tidak tinggal diam. 

Tepatnya ikut bertanggung jawab agar hal serupa tidak terjadi lagi.

Berharap kepada masyarakat tidak merespon secara berlebihan, akan tetapi menyerahkan kepada penegak hukum di lapangan agar kasus tersebut terungkap dan segera ditangani secara baik.

Menurut Abdurrani, peredaran buku pendangkalan akidah tersebut tidak banyak, hanya di sekitar Pasar Bina Usaha Meulaboh saja. 

Namun pemberitaan di media yang terlalu mencuat, oleh karenanya Ia mengimbau kepada masyarakat untuk memaknai hal tersebut secara positif, hal tersebut merupakan adalah cobaan dalam kehidupan beragama.

Ia menambahkan, untuk mencegah kasus yang sama, pihaknya menginstruksikan kepada MPU seluruh kecamatan agar waspada dan berhati-hati agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Selain itu mengimbau kepada masyarakat harus berhati-hati menerima buku-buku tersebut.

“Jika ada, segera laporkan ke pihak yang berwajib,” tambahnya.

Selain itu, Pengurus FKUB Aceh Barat unsur Kristen Protestan, Pdt L Ferdinand WSth, menyebutkan dilihat dari judul buku-buku tersebut adanya upaya penyesatan dari aliran sesat.

“Ini lah yang mengguncangkan kita, khususnya di Aceh,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga berperan mencari kebenaran dan mengatasi permasalahan tersebut agar tidak terjadi kembali. 

“Hampir sepuluh tahun saya di Meulaboh, baru kali ini ada masalah seperti ini,” katanya. 

Buku diduga menyimpang selip Rp 5000 Tersebar di Aceh Selatan

Tadi malam, Serambinews.com memberitakan warga di Aceh Selatan mulai diresahkan dengan mulai bertebarannya buku menyimpang dari akidah dan ajaran Islam. 

Buku ini berjudul “Doa – Doa Insan Pancasila Demi Kemakmuran NKRI,”

Dalam buku yang diduga sasaran pembagiannya anak-anak dan remaja itu juga menyelip uang Rp 5000

Terkait dengan persoalan tersebut, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Selatan meminta seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif memantau.

Kemudian menangkap pelaku yang menyebarkan buku tersebut untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak kepolisian.

Kepala Sekretariat MPU Aceh Selatan, Teuku Masrizal MSi, menyampaikan hal ini saat dikonfirmasi Serambinews.com, Rabu (15/9/2021).

“Ya info tersebut sudah kita terima dan telah berkoordinasi dengan kepolisian.

Kita berharap kerja sama dengan masyarakat untuk dapat menangkap dan menyerahkan pelaku penyebaran tersebut kepada pihak berwajib, karena itu sudah sangat meresahkan,” kata Teuku Masrizal.

T Masrizal mengaku MPU Aceh Selatan sudah menerima informasi adanya beberapa titik yang disebarkan buku tersebut oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Oleh karena itu, ia sangat berharap adanya peran aktif masyarakat untuk menangkap pelaku dan kemudian menyerahkannya ke pihak berwajib untuk diproses hukum.

“Karena buku itu memang tidak boleh karena kita Aceh Syariah, jadi tidak bisa buku itu disebarkan di Aceh.

Yang pasti terkait dengan itu kami juga akan koordinasikan dengan Provinsi terkait langkah dan tindakan apa yang harus kita lakukan menyikapi persoalan ini,” pungkas T Masrizal.

Informasi yang diterima Serambinews.com, Rabu (15/09/2021) warga di Kecamatan Sawang juga mendapati buku “Doa-Doa Insan Pancasila Demi Kemakmuran NKRI,” yang isinya sangat menyimpang dari ajaran Islam.

Menurut informasi buku tersebut dibagikan kepada anak–anak dengan diselipkan uang Rp 5.000.

“Tadi ada juga ditemukan di Lhok Pawoh, Kecamatan Sawang, dan Buku itu sudah diserahkan kepada perangkat Gampong,” ungkap Yulia Putra, warga Sawang.

Hingga berita ini diturunkan belum diketahui siapa yang menyebar buku yang menyesatkan tersebut.

Menurut informasi buku-buku tersebut dibagikan oleh orang yang diduga berasal dari luar Aceh dengan menggunakan mobil dengan target utama anak-anak dan remaja. (*)

 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved