Breaking News

Kemiskinan Masih Tinggi, Harga Barang di Timor Leste Lebih Mahal Daripada RI, Dolar AS jadi Pemicu

Barang lain juga melambung tinggi, tetapi menurut pemerintah bukan karena penggunaan dollar, namun karena prinsip permintaan dan penawaran.

Editor: Amirullah
Freepik
(ilustrasi) Timor Leste 

SERAMBINEWS.COM - Ekonomi Timor Leste masih belum stabil dan memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi.

Bahkan pasca merdeka dari Indonesia, negara ini juga tidak memiliki mata uang sendiri.

Alih-alih menggunakan mata uang Rupiah, negara ini justru memilih menggunakan Dollar Amerika sebagai mata uangnya.

Menurut Kompas.com, Timor Leste memiliki sejarah panjang menggunakan mata uang Dollar AS sebagai mata uang resmi negaranya.

Dollar AS dipilih sebagai mata uang resmi di Timor Leste sejak tahun 200 dengan regulasi 2000/7 pada 24 Januari 2000.

Namun, masyarakat masih diperbolehkan menggunakan mata uang lain seperti Rupiah, Bath (Thailand), Escudo (Portugis) dan Dollas Australia.

Menurut, UNTAET (PBB) alasan penggunaan Dollar AS, karena mata uang tersebut lebih stabil dan kuat, juga diterima di seluruh dunia.

Baca juga: Dikenal sebagai Sosok Pemicu Pertumpahan Darah, Ternyata Soeharto Berjasa Besar di Timor Leste

Keputusan itupun kemudian disahkan oleh National Concultative Council (NCC) yang memiliki tugas dan kewenangan seperti MPR RI.

Awalnya penerapan Dollar AS menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.

Pasalnya, nilai Dollar yang sangat tinggi, membuat harga barang dan jasa di Timor Leste ikut melambung.

Pemerintah Timor Leste tidak bergeming dan berangapan bahwa masyarakat yang harus menyesuaikan diri.

Ini pun membuat beberapa bahan di Timor Leste naik, seperti beras 5.000 per liter, bukan kemudian setelah transisi harganya 1 dollar AS.

Tetapi, 1 dollar AS beras yang didapatkan harus sebanyak 1 liter.

Barang lain juga melambung tinggi, tetapi menurut pemerintah bukan karena penggunaan dollar, namun karena prinsip permintaan dan penawaran.

Tujuan ini dianggap untuk menyelamatkan negara dari ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Baca juga: Invasi Militer Indonesia Masih Membekas di Hati Rakyat Timor Leste, Terkuak Ini Alasannya

Adopsi Dollar AS membuatnya lebih mudah investor asing untuk berdagang dan melakukan bisnis.

Turis Amerika hanya perlu membawa uang mereka dan membelanjakannya sebanyak yang diinginkannya.

Selain dollar ada juga uang berjenis Centavo, yang dipakai sebagai alat pembayaran berbentuk koin, tetapi diproduksi dan dipasok dari Portugal.

Dampak penggunaan dollar pun juga melambungkan beberapa barang jika dibandingkan dengan Indonesia.

Misalnya sebagai berikut, rata-rata harga sekali makan di restoran yang ada di sana sekitar 3 Dollar AS atau setara Rp42 ribuan.

Bahkan harga air mineral berukuran 330 ml dihargai 0,67 Dollar AS atau Rp9.400,- di Indonesia saja harga air mineral paling mahal sekitar Rp5.000 dengan ukuran yang sama.

Mata uang Timor Leste yang mengadopsi dolar AS mungkin memberi keuntungan tersendiri bagi negara tersebut.

Sayangnya, kenyataan yang terjadi adalah kondisi perekonomian mereka masih jauh dari kata kokoh.

Meski menggunakan dolar sebagai mata uangnya, Timor Leste belum bisa memaksimalkan potensi dari penggunaan dolar tersebut.

Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Pantesan Walau Negara Miskin, Harga Barang-Barang di Timor Leste Malah Jauh Lebih Mahal Daripada Indonesia, 'Mata Uang Amerika' Ini Juga Jadi Pemicunya

Baca juga: Dikenal sebagai Sosok Pemicu Pertumpahan Darah, Ternyata Soeharto Berjasa Besar di Timor Leste

Baca juga: Tak Jadi Bahasa Resmi, Ternyata Bahasa Indonesia Masih Bertahan di Timor Leste, Kok Bisa?

Baca juga: Sepak Terjang Presiden Timor Leste Francisco Guterres, Pernah Gabung Gerakan Kemerdekaan Lawan RI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved