Viral Medsos
Viral Video Santri Tutup Telinga Saat Ada Musik di Tempat Vaksin, Begini Tanggapan Berbagai Tokoh
Para santri ini terlihat menunduk dan menutup telinga menggunakan tangan mereka. Belum diketahui lokasi dalam video ini.
Terakhir, Yenny Wahid meminta masyarakat untuk tidak mudah mencap seseorang radikal.
Dia mengimbau agar masyarakat bisa saling mengerti satu sama lain.
"Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dll.
Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah. Mari kita belajar untuk lebih saling mengerti satu sama lain, dan itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang kita anut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia. Buat adik-adik ma'had tahfidz, semangat terus ya dalam upaya menghafal Al Quran. Semoga Allah SWT memberikan barokah berlimpah untuk kalian semua.
Video source : @diaz.hendropriyono"

Sementara itu, Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, KH Taufik Damas yang menyebut lebay kepada orang yang mengatakan para santri tersebut radikal.
“Kalau ada komentar terhadap video itu sebagai bentuk radikalisme, itu komentar yang lebay,” ujar KH Taufik Damas seperti dikutip dari NU Online, Kamis (16/9/2021).
Berkaitan dengan tindakan santri yang menutup kuping tersebut, Kiai Taufik menjelaskan bahwa di kalangan pesantren penghafal Qur’an, memang kerap kali diketahui tidak diperbolehkan mendengarkan musik.
Ada keyakinan apabila mendengarkan musik dapat melemahkan kemampuan hafalan.
Perihal haramnya musik sebenarnya menjadi perdebatan di kalangan ulama.
Terdapat ulama yang mengharamkan, memakruhkan, dan memperbolehkan.
Jadi siapa saja bisa memilih satu diantara 3 pilihan tersebut.
Menurut KH Taufik Damas, video tersebut justru menjadi momen untuk hidup toleran.
“Siap hidup itu secara toleran, saling menghargai, dan tidak boleh dengan mudahnya mengklaim orang-orang tertentu dengan klaim radikal. Jangan kemudian video santri yang menutup kuping itu dianggap radikal,” kata pria yang kerap dipanggil Kiai Taufik.

Hal yang sama juga diungkap Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Wakil Ketua MUI, KH Marsudi Syuhud.
Keputusan para santri menutup telinga saat mendengar musik merupakan sebuah pilihan.
"Hidup itu pilihan. Pilihan-pilihan banyak. Orang makan aja banyak pilihan, ada singkong ada tempe. Begitu pula mau dengerin atau tidak dengerin, ya biasa saja. Mau ndengerin musik atau tidak, itu sebuah plihan," kata Marsudi Syuhud, dikutip dari tayangan YouTube TV One, Kamis (16/9/2021).