Berita Nasional
Program Kartu Prakerja Dilanjutkan Tahun Depan, Konsep Pelaksanaan Diubah
Tahun depan Kartu Prakerja akan berlanjut sesuai apa yang disampaikan nota keuangan dan RAPBN
Denni menyampaikan sebanyak 75 juta orang telah mendaftarkan diri dalam sistem Prakerja. Namun hanya sebanyak 5,9 juta orang yang dipilih menjadi peserta sepanjang tahun 2021.
Adapun untuk tahun depan, Denni menyatakan ada kemungkinan pelatihan Program Kartu Prakerja akan dilakukan offline.
Baca juga: Undian Piala Liga, Tim Bawah Masuk Perempat Final, Dampingi Chelsea, Arsenal, Man City dan West Ham
Baca juga: CONCACAF Selidiki Keterlibatan Wakil Presiden Suriname Dalam Pertandingan Internasional
Baca juga: Ini Dia, 10 Gaji Bintang Sepak Bola Eropa Tertinggi, Dipimpin Ronaldo dan Messi
Ini berbeda dengan konsep pelatihan dalam dua tahun terakhir yang dilakukan full secara online (daring).
Awalnya, Denni mengatakan soal motivasi peserta Prakerja.
Ada yang termotivasi karena pelatihan dan meningkatkan kompetensi atau skill, namun ada juga yang termotivasi karena insentif yang diberikan.
Memang, peserta yang lolos akan menerima manfaat pelatihan dengan nilai Rp 1 juta.
Lalu peserta juga akan mendapatkan uang cash sebesar Rp 2,4 juta yang dicicil penerimaannya Rp 600 ribu selama 4 bulan.
Bagi peserta yang mengisi survei juga bisa mendapatkan Rp 150 ribu untuk tiga kali survei. Sehingga total manfaat setiap peserta Kartu Prakerja adalah Rp 3,55 juta.
"Peserta kartu prakerja yang mencari keterampilan sudah paling tinggi, sebelumnya angkanya dekat dengan mereka yang mencari intensif.
Baca juga: Perusahaan AS Beli Klub Sepak Bola Italia, Genoa Rp 2,4 Triliun
Baca juga: Kasus Positif Covid di Kota Lhokseumawe Capai 221 Orang pada 1-23 September 2021, Begini Grafiknya
Baca juga: APBD Didorong Beri Kontribusi Nyata Melalui Tim Penggerak PKK
Ini bagus karena lambat laun peserta makin sadar bahwa tujuan utamanya mencari pancing atau kail bukan ikannya, tetapi desain programnya memang pancing dulu, lulus baru dapat ikan (insentif)," kata Denni.
Menurutnya, uang insentif yang diberikan tidak secara cuma-cuma.
Mereka harus terlebih dahulu dibekali dengan seperangkat pengetahuan, informasi, keterampilan dan kemampuan yang bermanfaat.
Meski begitu, Denni juga tidak menyangkal jika motivasi peserta untuk mendapatkan insentif. "Kedua kalau motivasinya uang, saya pikir ini manusiawi karena memang keadaan ekonomi itu sulit.
Kelas menengah ini tentu saja tidak terproteksi oleh program perlinsos, kecuali mereka bekerja di sektor formal tapi kalau bekerja di sektor informal pasti tidak ada proteksi, nah prakerja ini adalah bantalan sementara," katanya.
Dia pun mengatakan tentang skema pelatihan Prakerja secara offline yang harus dilakukan secara hati-hati.
Baca juga: Arab Saudi Tutup Dua Gerai Komersial dan Tindak 92 Pelanggar Aturan Covid-19
Baca juga: Taliban Hadapi Perjuangan Berat Untuk Berbicara di Majelis Umum PBB
Baca juga: Tanpa Kehadiran Lionel Messi, Paris Saint-Germain Tetap Tak Terkalahkan di Ligue 1 Prancis