Berita Nasional

Program Kartu Prakerja Dilanjutkan Tahun Depan, Konsep Pelaksanaan Diubah

Tahun depan Kartu Prakerja akan berlanjut sesuai apa yang disampaikan nota keuangan dan RAPBN

Editor: Jamaluddin
Instagram @prakerja.go.id
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 21 telah dibuka. Ini syarat dan cara daftar di www.prakerja.go.id 

Pemerintah menargetkan Prakerja dapat menjaring 2,8 juta peserta dengan skema bantuan sosial dan Rp 100 ribu per peserta dalam skema reguler.

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja memastikan Program Kartu Prakerja akan berlanjut tahun depan. Menurut Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, program itu akan dilanjutkan pada tahun depan, namun dengan konsep berbeda.

”Jadi teman-teman sabar.

Ada kesempatan gelombang-gelombang yang akan datang.

Tahun depan Kartu Prakerja akan berlanjut sesuai apa yang disampaikan nota keuangan dan RAPBN, jadi bersabar saja," kata Denni dalam dialog bertema ’Apa Kabar Kartu Prakerja’ yang disiarkan kanal YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (23/9/2021).

Baca juga: Marco Asensio Cetak Hattrick, Real Madrid Hantam Mallorca Enam Gol, Puncaki La Liga

Baca juga: Messi Mencari Gol Pertama di PSG, Cedera Lutut dan Memar Tulang Masih Halangi Dirinya

Baca juga: Kylian Mbappe Harus Belajar Rendah Hati, Jika Ingin Dicintai Pendukung

Pernyataan Denni itu sekaligus menepis kabar yang menyebutkan, program insentif pencari kerja ini diberhentikan pada tahun ini.

Sebagai informasi, dalam Nota Keuangan RAPBN 2022, Kartu Prakerja masuk ke dalam program yang akan dilaksanakan pemerintah.

"Pada 2022 Program Kartu Prakerja masih terus dilanjutkan di mana skema pelaksanaan yang bersifat semi bantuan sosial tetap dilakukan dan yang bersifat reguler akan dimulai dengan mempertimbangkan situasi yang kondusif," tulis dalam Nota Keuangan RAPBN 2022, seperti dikutip Kamis (23/9/2021).

Dana pelaksanaan kebijakan sebesar Rp 230 miliar turut akan diberikan kepada program lain seperti belanja bantuan kemasyarakatan Presiden dan Wakil Presiden, hingga belanja operasional layanan pos universal.

Prakerja turut masuk ke dalam bagian Perkembangan Anggaran Perlindungan Nasional.

Ini didasarkan pada peningkatan output strategis 2017-2020.

Baca juga: Didukung 13 DPC, Muslim Optimis Pimpin Demokrat Aceh

Baca juga: Tak Ada Pemilihan Ketua dalam Musda Demokrat Aceh, Begini Penjelasan Ketua Steering Committe

Baca juga: Handphone Seratusan Satpol PP dan WH Banda Aceh Tiba-tiba Diperiksa, Ternyata untuk Cek Chip Domino

Nantinya Kartu prakerja akan menerima anggaran sebesar Rp 11 triliun dari total anggaran perlindungan nasional senilai Rp 427,5 triliun.

Masih dalam nota keuangan, pemerintah berharap pada tahun depan Prakerja dapat meningkatkan pendapatan masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem.

Pemerintah menargetkan Prakerja dapat menjaring 2,8 juta peserta dengan skema bantuan sosial dan Rp 100 ribu per peserta dalam skema reguler.

"Dalam jangka menengah Program Kartu Prakerja diciptakan sebagai upaya bentuk penyiapan SDM unggul dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keterampilan kerja, serta mendorong kewirausahaan," tulis Nota Keuangan.

Denni menyampaikan sebanyak 75 juta orang telah mendaftarkan diri dalam sistem Prakerja. Namun hanya sebanyak 5,9 juta orang yang dipilih menjadi peserta sepanjang tahun 2021.

Adapun untuk tahun depan, Denni menyatakan ada kemungkinan pelatihan Program Kartu Prakerja akan dilakukan offline.

Baca juga: Undian Piala Liga, Tim Bawah Masuk Perempat Final, Dampingi Chelsea, Arsenal, Man City dan West Ham

Baca juga: CONCACAF Selidiki Keterlibatan Wakil Presiden Suriname Dalam Pertandingan Internasional

Baca juga: Ini Dia, 10 Gaji Bintang Sepak Bola Eropa Tertinggi, Dipimpin Ronaldo dan Messi

Ini berbeda dengan konsep pelatihan dalam dua tahun terakhir yang dilakukan full secara online (daring).

Awalnya, Denni mengatakan soal motivasi peserta Prakerja.

Ada yang termotivasi karena pelatihan dan meningkatkan kompetensi atau skill, namun ada juga yang termotivasi karena insentif yang diberikan.

Memang, peserta yang lolos akan menerima manfaat pelatihan dengan nilai Rp 1 juta.

Lalu peserta juga akan mendapatkan uang cash sebesar Rp 2,4 juta yang dicicil penerimaannya Rp 600 ribu selama 4 bulan.

Bagi peserta yang mengisi survei juga bisa mendapatkan Rp 150 ribu untuk tiga kali survei. Sehingga total manfaat setiap peserta Kartu Prakerja adalah Rp 3,55 juta.

"Peserta kartu prakerja yang mencari keterampilan sudah paling tinggi, sebelumnya angkanya dekat dengan mereka yang mencari intensif.

Baca juga: Perusahaan AS Beli Klub Sepak Bola Italia, Genoa Rp 2,4 Triliun

Baca juga: Kasus Positif Covid di Kota Lhokseumawe Capai 221 Orang pada 1-23 September 2021, Begini Grafiknya

Baca juga: APBD Didorong Beri Kontribusi Nyata Melalui Tim Penggerak PKK

Ini bagus karena lambat laun peserta makin sadar bahwa tujuan utamanya mencari pancing atau kail bukan ikannya, tetapi desain programnya memang pancing dulu, lulus baru dapat ikan (insentif)," kata Denni.

Menurutnya, uang insentif yang diberikan tidak secara cuma-cuma.

Mereka harus terlebih dahulu dibekali dengan seperangkat pengetahuan, informasi, keterampilan dan kemampuan yang bermanfaat.

Meski begitu, Denni juga tidak menyangkal jika motivasi peserta untuk mendapatkan insentif. "Kedua kalau motivasinya uang, saya pikir ini manusiawi karena memang keadaan ekonomi itu sulit.

Kelas menengah ini tentu saja tidak terproteksi oleh program perlinsos, kecuali mereka bekerja di sektor formal tapi kalau bekerja di sektor informal pasti tidak ada proteksi, nah prakerja ini adalah bantalan sementara," katanya.

Dia pun mengatakan tentang skema pelatihan Prakerja secara offline yang harus dilakukan secara hati-hati.

Baca juga: Arab Saudi Tutup Dua Gerai Komersial dan Tindak 92 Pelanggar Aturan Covid-19

Baca juga: Taliban Hadapi Perjuangan Berat Untuk Berbicara di Majelis Umum PBB

Baca juga: Tanpa Kehadiran Lionel Messi, Paris Saint-Germain Tetap Tak Terkalahkan di Ligue 1 Prancis

"Di tahun depan, memang Komite Cipta Kerja telah memberikan arahan supaya kita mengeksplorasi kemungkinan pelatihan dilakukan secara offline tapi ini harus hati-hati dan yang kedua bagaimana kita bertransisi dari skema normal dari program prakerja," jelasnya.

Akan tetapi, beberapa pertimbangan pun tengah dipikirkan manajemen. Apalagi jika mengingat penerima Prakerja yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke.

Dibutuhkan biaya dan tenaga agar dapat mengikuti pelatihan Prakerja di kota besar.

"Sobat prakerja di kepulauan Maluku kalau itu dilakukan offline mereka tidak akan mampu untuk datang ke kota besar dan mengikuti pelatihan, mereka tidak akan bisa meninggalkan keluarga, pekerjaan, ternak atau apapun dan kemudian lewat transportasi darat berhari-hari atau laut.

Baca juga: Lepas Kontingen Lhokseumawe ke PON XX Papua, Ini Pesan Dandim Aceh Utara ke Atlet Binaragawan

Baca juga: Keren! Pelanggar Lalu Lintas di Pidie Dapat Minuman Dingin & Ditawari Vaksin

Baca juga: Milisi Houthi Lepaskan Tiga Drone ke Arab Saudi, Serangan Berhasil Dihancurkan

Kemudian ngekos, mengeluarkan biaya di kota besar selama beberapa minggu," tuturnya.

"Jadi kita jangan berfikir offline atau tatap muka itu seolah-olah silver bullet, tidak. Tapi ini adalah sebuah pelengkap yang bisa belajarnya secara online, ibu-ibu atau mereka yang sudah bekerja bisa malam-malam ikut pelatihan atau weekend," tutupnya. (tribun network/yud/ism/dod)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved