Feature
Amrul, Pemuda Yatim yang Berprestasi di Bidang Agama, Tahfiz Hingga Juara Drama Bahasa Arab
Selama lima tahun di Samalanga, remaja yang kini sudah berumur 18 tahun itu, telah meraih sejumlah prestasi. Disamping juga kini sudah mampu menguasai
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
Selama lima tahun di Samalanga, remaja yang kini sudah berumur 18 tahun itu, telah meraih sejumlah prestasi. Disamping juga kini sudah mampu menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Masih ingat dengan sosok Amrul Yunan Usman?
Pada Minggu (14/2/2016) atau lima tahun lalu, ia pernah dipublikasi melalui rubrik Serambi Kids di Harian Serambi Indonesia.
Kala itu, umurnya baru memasuku 13 tahun.
Namun sudah memiliki segudang prestasi, baik di pendidikan formal maupun pendidikan agama.
Kala itu, dia pun memiliki cita-cita ingin cepat-cepat bisa hafal Al-quran dan juga bisa menjadi ustad.
Anak pasangan Almarhum Usman dan Maryati ini pun terus terobsesi dengan cita-citanya tersebut.
Baca juga: Terima Uang Rp 500 Juta dari Deddy Corbuzier, Ivan Gunawan akan Bangun Masjid dan Tahfiz Al-Quran
Sehingga usai tamat di MIN Peukan Cunda, lima tahun lalu, maka pria kelahiran Lhokseumawe, pada 22 Oktiber 2003 ini pun langsung memilih melanjutkan pendidikan di YPI Ummul Ayman Samalanga Bireuen, yakni pesantren yang dipimpin Tgk Nuruzzahru bin Yahya atau yang lebih dikenaĺ Waled Nu Samalanga.
Kini, pemuda yang tinggal di Desa Meunasah Masjid, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe tersebut, sudah lima tahun berada di YPI Ummul Ayman Samalanga.
Dirinya terus memperdalam ilmu agama maupun ilmu pendidikan formal.
Selama lima tahun di Samalanga, remaja yang kini sudah berumur 18 tahun itu, telah meraih sejumlah prestasi.
Disamping juga kini sudah mampu menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
"Alhamdulillah, sampai saat ini saya sudah mampu menghafal 10 Juz Alquran. Namun saya tetap punya tekat, untuk bisa menghafal sampai 30 juz," katanya penuh semangat.
Baca juga: 35 Peserta Ikut Audisi Hafiz Termuda Aceh, Abdul Haris dari Daarut Tahfizh Jadi Peserta Terbaik
Dijelaskan juga, selama lima tahun sudah berada di Samalanga, dia pun pernah mengikuti sejumlah perlombaan.
Sehingga, berhasil meraih sejumlah juara.
Sehingga ia pernah menjuarai diantaranya, juara 1 tahfiz quran juz 1,2, dan 3.
Juara 1 tahfiz quran tingkat Aliyah (Al-kahfi, Yasin,al Al-waqiah,a Az-zariyat).
Juara 1 drama Bahasa Arab tingkat Aliyah.
Serta sejumlah prestasi lainnya.
Bahkan, dia kini juga tercatat sebagai santri penerima beasìswa dari Baitulmal Aceh (Dari hasil tahfiz sebanyak 5 juz).
Disamping itu, meskipun baru berumur 18 tahun, dirinya juga pernah diundang untuk menjadi imam shalat Jumat, seperti di Masjid Mapolres Lhokseumawe, di Masjid Blang Buloh, Kecanlmatan Blang Mangat Lhokseumawe, serta di sejumlah lokasi lainnya.
Saat ditanya, apa rencana kedepannya untuk melanjutkan pendidikannya?
Amrul mengaku, bila memungkinkan bisa berkuliah di Timur Tengah melalui program beasiswa.
"Itu pun bila ada izin dari guru saya. Bila tidak ada izin, maka saya akan terus memperdalam ilmu agama di Samalanga," pungkasnya.
Baca juga: VIDEO - Anggota DPRD yang Bangun Tembok Tutup Akses Rumah Tahfiz, Terganggu Anak Main Bola
Kisah Amrul di Rubrik Serambi Kids
Pada Februari 2016 lalu, sosok Amrul sempat diberitakan melalui rubrik Serambi Kids.
Berikut ulasannya :
Assalamualaikum Sahabat Serambi Kids. Yuk simak kisah Amrul Yunan, teman barumu. Bagaimana kisahnya, dari anak malas belajar hingga jadi juara kelas?
Amrul sudah yatim sejak umur dua tahun. Ayahnya, Usman, telah meninggal sejak 10 tahun lalu. Kini Amrul hidup bersama ibunya, Maryati, dan tiga abangnya, di Desa Meunasah Masjid, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe.
Semasa TK, Amrul hanya sekali saja meraih juara III lomba mewarnai. Begitu pun saat masuk MIN Peukan Cunda Lhokseumawe. Namun saat Amrul sudah kelas III, prestasinya mulai meningkat.
Sejak kelas III hingga kelas VI sekarang, Amrul selalu menjadi juara kelas. Rata-rata nilai di rapornya 9. Angka 8 hanya ada satu atau dua saja.
“Saat kelas satu dan kelas dua saya merasa malas berlajar, sehingga tidak pernah dapat juara. Memasuki kelas tiga, baru mulai semangat belajar,” ujarnya, saat ditemui Serambi di kediamannya, Rabu (10/2/2016), malam.
Loh kenapa Amrul tadinya malas belajar ya? Menurut Amrul, itu karena dia tidak kepingin punya prestasi. Jadi dia malas belajar. Nah seperti dikatakannya, baru suka belajar ketika kelas III. Ternyata pikiran Amrul berubah. Bahwa tanpa belajar, hidupnya takkan pernah maju. Takkan pernah berprestasi. Kala itu Amrul mulai merasa ingin seperti orang lain yang punya prestasi.
Maka Amrul bertekad, ia harus berprestasi. Begitulah, dia mulai rajin belajar ditambah dengan berbagai les mata pelajaran.
Akhirnya, semangat belajar tidak Amrul tidak hanya muncul untuk pelajaran di sekolah saja, tapi juga bidang agama. Amrul sejak beberapa tahun lalu, terus belajar di Dayah Darul Muklisin di desanya.
“Sejak mulai rajin belajar agama, mulai timbul kesukaan saya untuk menghafal Quran. Bahkan untuk sekarang ini, alhamdulillah sudah bisa menghafal Quran satu setengah juz,” kata Amrul.
Menurut Amrul, berkat gigih belajar agama, dirinya pun telah berhasil meraih berbagai prestasi. Demi masa depannya nanti, sekarang Amrul ingin cepat-cepat bisa menghafal Quran sampai 30 juz.
Amrul sudah punya rencana, untuk keinginannya itu. Setamat MIN, Amrul langsung melanjutkan pendidikan di dayah kawasan Bireuen.
“Saya kepingin jadi seorang ustaz. Biar membanggakan orang tua dan keluarga saya,” ucap Amrul penuh harapan.(*)
Baca juga: Malabar Jakarta Bantu Pembangunan Rumah Tahfizh Quran