Kakanwil Kemenag Aceh Paparkan Perlunya Sikap yang Moderat Dalam Beragama
“Moderasi Beragama bukan untuk memodernkan agama, melainkan hanya cara pandang kita dalam beragama,” katanya.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg mengatakan, Aceh beberapa waktu lalu mendapatkan indeks kerukunan umat beragama yang rendah, salah satu sebabnya lantaran adanya kasus-kasus konflik di internal umat Islam sendiri di Aceh.
Terkait konflik dengan pemeluk agama lainnya justru sangat kecil atau rendah. Paling-paling hanya di Singkil. Itu pun terus dicoba cari solusi bersama, meskipun diakuinya punya permasalahan yang kompleks.
Hal ini disampaikan Kakanwil Kemenag Aceh itu pada kegiatan Sosialisasi Moderasi beragama di Gedung ITLC, Banda Aceh, Senin (27/9/2021).
Kegiatan yang dimoderatori oleh Said Kamaruzzaman dari Serambi Indonesia ini diikuti puluhan peserta yang terdiri atas mahasiswa, tokoh masyarakat, dan pegawai di lingkungan Kakanwil Kemenag Aceh.
Indeks Kerukunan Umat Beragama tersebut dibentuk dari tiga indikator besar, yakni toleransi, kesetaraan, dan kerja sama.
Indeks ini juga mencerminkan keberhasilan moderasi beragama.
Baca juga: Luhut Tolak Tawaran Mediasi untuk Berdamai dengan Haris, Serahkan 12 Barang Bukti ke Polisi
Baca juga: Kankemenag Banda Aceh Gelar Kegiatan Sosialisasi Moderasi Beragama
Baca juga: UIN Ar-Raniry Banda Aceh Gelar Workshop Moderasi Beragama, Begini Maksudnya Hingga Materi Narasumber
Saat menyampaikan materinya, Iqbal menyebut begitu pentingnya sikap moderasi beragama, sehingga menjadi bagian dari visi-misi Kementerian Agama RI.
“Moderasi Beragama bukan untuk memodernkan agama, melainkan hanya cara pandang kita dalam beragama,” katanya.
Dia mengatakan bahwa dengan moderasi beragama bisa semakin memperkuat kembali keberagamaan yang moderat.
Dia meminta umat Islam untuk memahami esensi agama secara benar.
“Kalau baca kitab, jangan baca kulitnya saja atau pengantarnya saja. Tapi harus baca keseluruhan dan pahami esensinya,” tandasnya.
Narasumber lainnya dalam diskusi itu adalah Tgk H Rusli Daud yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banda Aceh.
Baca juga: Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah, Ustadz Masrul: Bagi Sesuai Jumlah Jiwa Bukan KK
Baca juga: Mengapa Shalat Idul Fitri Dilaksanakan Pada Jam 8 Pagi? Ustadz Masrul: Jangan Terlalu Terburu-buru
Dalam paparannya sekitar 30 menit, pria yang akrab disapa Waled Rusli itu juga menyebutkan perlunya beragama dengan sikap yang moderat.
“Sebaik-baik pekerjaan adalah yang pertengahan. Terkait moderasi beragama ini, ada rujukan kuat yang bersumber pada Alquran dan hadist, ‘ katanya.
Narasumber lainnya, yakni Tgk H Masrul Aidi Lc yang memaparkan tentang “Konsep Moderasi Beragama Dalam Perspektif Ulama.”
Pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keu'eung ini, antara lain memaparkan pandangan berbagai ulama terhadap konsep moderasi dan implementasinya dalam kehidupan.
Ketua panitia kegiatan M Iqbal SAg MH mengatakan, dalam sepekan terakhir pihaknya sudah menggelar beberapa kali diskusi terkait moderasi beragama.(*)