Internasional

Vladimir Putin Sebut Tidak Boleh Buru-buru Akui Kekuasaan Taliban di Afghanistan

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak boleh terburu-buru untuk secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa Afghanistan.

Editor: M Nur Pakar
AP/Evgeniy Paulin, Sputnik, Kremlin Pool
Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil bagian dalam KTT virtual para pemimpin dari Commonwealth of Independent States (CIS) di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, Jumat (15/10/2021) 

Dia menambahkan Moskow melihat sebagai platform untuk diskusi jujur tentang cara-cara secara konstruktif mengatasi tantangan Afghanistan.

Baca juga: Taliban Mendapat Tekanan Kuat dari Delegasi Uni Eropa dan Amerika Serikat Dalam Pertemuan di Qatar

Para diplomat dari Rusia, AS, China dan Pakistan juga akan bertemu di Moskow untuk membicarakan Afghanistan bulan ini.

Uni Soviet terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukannya pada tahun 1989.

Sejak itu, Moskow telah kembali secara diplomatik sebagai perantara kekuatan yang berpengaruh dalam pembicaraan internasional di Afghanistan.

Tetapi, menjadi tuan rumah bagi perwakilan Taliban dan anggota faksi lain untuk serangkaian pertemuan bilateral dan multilateral.

Tidak seperti banyak negara lain, Rusia belum mengevakuasi kedutaan besarnya di Kabul.

Bahkan, duta besarnya segera bertemu dengan Taliban setelah mengambil alih ibukota.

Taliban ditambahkan ke daftar organisasi teroris Rusia pada tahun 2003, dan Moskow belum bergerak untuk menghapus kelompok itu dari daftar.

Setiap kontak dengan kelompok-kelompok semacam itu dapat dihukum di bawah hukum Rusia.

Tetapi Kementerian Luar Negeri mengabaikan pertanyaan tentang kontradiksi yang tampak dengan menekankan perlunya melibatkan Taliban membantu menstabilkan Afghanistan.

Putin juga menekankan tantangan keamanan yang ditimbulkan oleh kelompok Negara Islam dan militan lainnya yang berbasis di Afghanistan utara.

Dia mencatat perdagangan narkoba dari Afghanistan akan terus menghadirkan tantangan.

Baca juga: Qatar Tegaskan Pengakuan Taliban Bukan Prioritas Saat ini

Rusia telah berjanji untuk memberikan bantuan militer kepada mantan sekutu Soviet di Asia Tengah itu untuk membantu melawan ancaman.

Rusia mengadakan serangkaian latihan bersama di Uzbekistan dan Tajikistan yang bertetangga dengan Afghanistan.

Latihan militer lain di Tajikistan akan melibatkan 5.000 tentara, lebih dari 700 kendaraan militer dan jet tempur dijadwalkan minggu depan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved