Hoaks
Remaja dan Lansia Rawan Kena Hoaks Soal Vaksin, Jubir Vaksinasi: Baru Dapat Info, Langsung Disebar
Siti Nadia Tarmizi mengatakan, walaupun jumlah vaksin yang disuntikkan 172 juta, masih terdapat pekerjaan rumah pemerintah terutama dari sisi sasaran.
"Mereka dapat dari orang lain. Baca judul langsung disampaikan ke orang lain, share. Kita mengkhawatirkan karena literasi digital masyarakat rendah. Artinya mereka pikir apa yang di medsos, itu adalah hal benar belaka. Oleh karena itu tanpa pikir panjang langsung bagi ke orang lain."
"Ini kondisi berbahaya, karena kelihatan sepele tapi dampaknya sangat berpengaruh terhadap upaya-upaya kita dalam pemberantasan Covid-19. Apalagi terkait vaksin yang masih banyak terpapar oleh isu-isu tidak benar," jelasnya.
Mengenai info hoaks ini, menurut Nursodik, pemerintah telah bersikap tegas. Arahan dari pimpinan di Kominfo, terkait hoaks vaksin langsung takedown. Langkah takedown adalah upaya upaya hilir. Sedangkan di hulu, Kominfo melakukan edukasi dan literasi khususnya literasi digital mengenai Covid-19.
"Di tengah, Kominfo melakukan tracing dan traking konten hoaks. Hilir ada takedown dan penegakan hukum. Tiga langkah ini sejauh ini berjalan baik. Selama tiga hal ini berjalan efektif dan kontinyu, konten hoaks akan berkurang. Kalau dilihat tren akhir-akhir ini menurun dibanding awal dulu," ucapnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Remaja dan lansia paling rawan kena hoaks soal vaksin"