Jurnalisme Warga
Bunda Hetti, Konselor Ternama di Pidie
Sabtu sore lalu saya dipertemukan dengan seorang ibu rumah tangga. Hetti Zuliani namanya, tapi lebih akrab disapa Bunda Hetti

Di dayah itu Bunda Hetti membantu untuk menyembuhkan trauma psikis yang dialami oleh beberapa santri. Ia dengan sangat terbuka memberikan bahunya untuk bersandar saat mereka berbagi cerita, sehingga mudah baginya untuk memberikan saran agar trauma mereka bisa terobati.
Pada 16 Oktober 2021 mereka kembali ke Dayah Abiya untuk berbagi ilmu dalam pembentukan dan pengembangan diri serta keterampilan belajar bersama dewan guru.
Emak zaman now
Bunda Hetti merupakan istri dari Pak Mahfuddin Ismail SPdI, MAP yang saat ini menjabat Ketua DPRK Pidie. Sehari-hari, selain mengurus keluarga yang menjadi tugas wajibnya, jebolan S-2 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini juga aktif sebagai dosen tetap pada Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP USK Banda Aceh.
Sejuta kesibukan tidak menghambat keinginannya untuk membantu orang lain. Dedikasinya untuk membantu masyarakat sangat luar biasa. Melalui Yayasan Permata Aceh Mulia yang biasa disingkat YPAM Sigli, pihaknya menyelenggarakan sebuah program terapi gratis bagi anak berkebutuhan khusus untuk masyarakat Pidie. Program ini bisa didapatkan tanpa syarat apa pun.
Program terapi gratis ini bisa diperoleh hanya dengan datang langsung ke yayasan atau menghubungi pihak yayasan meminta Bunda Hetti dan timnya untuk datang. Kedua cara ini sama saja.
Mantan aktivis perempuan dan tipikal “emak zaman now” ini juga kerap diminta untuk mengisi pelatihan-pelatihan dan training di Aceh. Beberapa pengalaman trainingnya, seperti pelatihan terapi untuk penanganan ABK untuk guru SLB se-Aceh, pelatihan pemantapan guru BK se-Aceh, pelatihan keorangtuaan/parenting skill, pelatihan peningkatan kompetensi guru, pelatihan hipnoterapi, dan workshop teknik konseling.
Harapannnya
Semua yang dilakukan Bu Hetti tidak terlepas dari keinginannya untuk memajukan sektor pendidikan di Aceh, khususnya di Pidie. Satu cita-cita yang sangat ingin ia wujudkan adalah mendirikan sebuah sekolah terpadu yang dalam satu kompleks terdiri atas kelompok bermain (play group), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) hingga jenjang sekolah menengah atas (SMA).
Selain itu, anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dibina keterampilan dan pengetahuannya, sehingga mereka tumbuh bersama dengan anak-anak yang lain di kompleks sekolah tersebut.
Kompleks pendidikan yang diobsesikan Bu Hetti ini adalah semacam semipesantren yang penyelenggaraannya berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadis.
Selain itu, Bunda Hetti juga berharap pemerintah mendukung penuh dengan melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap anak dan program pengembangan diri kepada orang tua agar dapat memberikan pengasuhan yang baik untuk anak-anaknya.
Bagi Bu Hetti, anak merupakan generasi muda, penerus masa depan. Generasi muda tersebut haruslah menjadi manusia berkualitas, karena di tangan merekalah dunia akan mampu diwujudkan menjadi lebih baik. Dan, kunci keberhasilan pendidikan anak ada pada keluarga, sekolah, dan lingkungan. Jika semua pihak bersinergi membentuk kepribadian dan mendidik si anak, tentulah tingkat keberhasilannya akan sangat baik. Itulah cita-cita mulia Bu Hetti, perempuan hebat dari Matang Kumbang, Aceh Utara, yang kini berkiprah di Pidie. Semoga terwujud.