Kajian Islam
Apabila Maulid Ditinggalkan, Generasi Kemungkinan Tidak Kenal Rasulullah SAW, Jumat di Masjid HKL
Khatib khutbah di Masjid Haji Keuchik Leumiek, Jumat (22/10/2021) adalah Tgk Muhajjirul, Lc, MA dengan Imam Tgk Muhibuddin Husein (Abon Teunom).
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Amirullah
"Mengapa kita perlu mencintai Rasulullah nomor 1, Karena ketika kita taat kepada Rasulullah maka sudah pasti kita taat kepada Allah SWT," sebutnya.
Baca juga: VIDEO Masjid Indah Haji Keuchik Leumiek, Impian 20 Tahun Sang Saudagar Emas Aceh
Apabila Maulid dihentikan
Apabila Maulid Nabi Muhammad SAW tidak dilakukan ataupun dihentikan, maka dikhawatirkan generasi Islam ke depan tidak mengenal Rasulullah.
Rasa kecintaan umat kepada Rasul akan berkurang apabila maulid tidak dilakukan.
"Perayaan maulid apabila tidak dilakukan lagi, ditakutkan ke depan generasi tidak tahu lagi siapa yang semestinya dicintai," ucap khatib.
Tiga point untuk mencintai Rasulullah
1. Perbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Bershalawat kepada Rasulullah adalah perintah Allah SWT. Bahkan Allah dan malaikat bershalawat kepada Rasul.
2. Menjaga Adab menyebut nama Rasul
Kejayaan suatu kaum apabila berakhlah baik, seperti tidak menyebut nama Rasul hanya dengan sebutan nama.
Tidak pantas Umat Nabi Muhammad SAW menyebut Rasul hanya dengan sebutan "Muhammad", karena panggilan tersebut berkaitan dengan adab.
"Bahkan Allah menyebut Nabi Muhammad dengan sebutan Ya Rasulullah, Ya Nabi," ucap khatib.
3. Mencintai dan menjaga adab kepada keluarga dan sahabat Rasulullah SAW
Pada hakikat ketika seorang menghina keluarga Rasulullah, sama saja ia menghina keluarganya sendiri, jangan pernah mencela para sahabat, karena jasa mereka tidak bisa tertandingi. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Bungong Jeumpa di PON Papua, Medali Emas dan UAS Menyelam di Pulau Banyak
Baca juga: VIDEO Populer Bahasa Aceh Warga Aceh Dimakamkan di Malaysia, PON Papua sampai Gub Aceh Kecelakaan
Baca juga: VIDEO Populer Bahasa Aceh Ibu Antar Anak Ujian CPNS, Nelayan Abdya Mengamuk dan Jenazah di Malaysia