Kajian Islam

Apabila Maulid Ditinggalkan, Generasi Kemungkinan Tidak Kenal Rasulullah SAW, Jumat di Masjid HKL

Khatib khutbah di Masjid Haji Keuchik Leumiek, Jumat (22/10/2021) adalah Tgk Muhajjirul, Lc, MA dengan Imam Tgk Muhibuddin Husein (Abon Teunom).

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM – Saat ini, Muslim masih dalam suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H.

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bentuk dari kecintaan Muslim kepada Rasulullah SAW, yakni penerang semesta.

Khatib khutbah di Masjid Haji Keuchik Leumiek, Jumat (22/10/2021) adalah Tgk Muhajjirul, Lc, MA dengan Imam Tgk Muhibuddin Husein (Abon Teunom).

Dari atas mimbar, khatib mengulas bahwa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bentuk kecintaan seorang Muslim kepada Rasulullah SAW.

"Maulid Nabi Muhammad SAW tidak lepas dari pembicaraan cinta, bahkan ahli bahasa mengatakan cinta tidak bisa didefinisikan dengan ungkapan kata-kata," kata khatib dari atas mimbar.

"Seperti seorang ibu yang mencintai buah hatinya, ibu mengandung dan membawa kemana-mana buah hatinya, bahkan mengorbankan jiwa dan raganya, sama halnya juga dengan seorang ayah, bekerja untuk keluarganya siang malam tanpa mengenal lelah, hal seperti ini membuktikan kecintaan orang tua," tambah khatib.

Baca juga: Pemuda SUMUT Masuk Islam di Masjid Haji Keuchik Leumiek Banda Aceh, Ungkap Senang Dengar Buya Yahya

Baca juga: Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek - Hidup Tak Lepas dari Peringatan Allah, Tanah pun Berbicara

Muslim berbagai macam menunjukkan kecintaannya kepada Rasulullah SAW, ada yang membuat kenduri, ada yang membuat acara keagamaan dan sebagainya.

"Banyak bentuk dari seorang Muslim mencintai Rasulullah SAW, ada kelompok yang melakukan kenduri, ada yang mengundang penceramah, ada yang bershalawat dan berdzikir, bukankah kegiatan tersebut adalah sunnah Rasul?," ulas khatib.

Nikmat yang paling besar di atas muka bumi adalah diutusnya Rasulullah SAW untuk menjadi penerang bagi sekalian alam.

Dalam kitab Bukhari, diceritakan bahwa ketika khutbah Jumat, Rasul sering berdiri dekat pohon kurma.

Karena melihat Rasul agak kesulitan dalam menyampaikan khutbah, Sahabat dari kalangan Ansor menawarkan untuk membuatkan sebuah mimbar agar Rasulullah SAW lebih nyaman menyampaikan khutbah.

"Dalam Kitab Sahih Bukhari, Rasulullah apabila berkhutbah di hari Jumat, Rasulullah berdiri dekat pokok kurma, maka ada seorang sahabat dari kalangan Ansor memberikan pendapat kepada Rasulullah, untuk dibuatkan mimbar, maka Rasulullah mengatakan terserah kalian," cerita khatib.

Baca juga: Khutbah Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek, Tgk Yasir: Bagaimana Jika Aceh Seperti Palestina?

Setelah mimbar selesai dibuat oleh sahabat tersebut, saat hari Jumat terdengar suara tangisan yang amat kuat datang dari pohon kurma.

"Maka suatu ketika Rasulullah naik ke mimbar, terdengar suara tangisan di Masjid Nabawi. Rasulullah turun dari mimbar dan menghampiri pokok kurma yang menangis, lalu Rasulullah menenangkan, ulama berpendapat apabila Rasulullah tidak turun dari mimbar saat itu, maka sampai saat ini kita masih mendengar pohon kurma menangis," ucap khatib.

Mencintai Rasulullah adalah nomor pertama bagi seorang Muslim. Karena apabila telah mencintai Rasulullah tentu telah mencintai Allah SWT.

"Mengapa kita perlu mencintai Rasulullah nomor 1, Karena ketika kita taat kepada Rasulullah maka sudah pasti kita taat kepada Allah SWT," sebutnya.

Baca juga: VIDEO Masjid Indah Haji Keuchik Leumiek, Impian 20 Tahun Sang Saudagar Emas Aceh

Apabila Maulid dihentikan

Apabila Maulid Nabi Muhammad SAW tidak dilakukan ataupun dihentikan, maka dikhawatirkan generasi Islam ke depan tidak mengenal Rasulullah.

Rasa kecintaan umat kepada Rasul akan berkurang apabila maulid tidak dilakukan.

"Perayaan maulid apabila tidak dilakukan lagi, ditakutkan ke depan generasi tidak tahu lagi siapa yang semestinya dicintai," ucap khatib.

Tiga point untuk mencintai Rasulullah

1. Perbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW

Bershalawat kepada Rasulullah adalah perintah Allah SWT. Bahkan Allah dan malaikat bershalawat kepada Rasul.

2. Menjaga Adab menyebut nama Rasul

Kejayaan suatu kaum apabila berakhlah baik, seperti tidak menyebut nama Rasul hanya dengan sebutan nama.

Tidak pantas Umat Nabi Muhammad SAW menyebut Rasul hanya dengan sebutan "Muhammad", karena panggilan tersebut berkaitan dengan adab.

"Bahkan Allah menyebut Nabi Muhammad dengan sebutan Ya Rasulullah, Ya Nabi," ucap khatib.

3. Mencintai dan menjaga adab kepada keluarga dan sahabat Rasulullah SAW

Pada hakikat ketika seorang menghina keluarga Rasulullah, sama saja ia menghina keluarganya sendiri, jangan pernah mencela para sahabat, karena jasa mereka tidak bisa tertandingi. (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Bungong Jeumpa di PON Papua, Medali Emas dan UAS Menyelam di Pulau Banyak

Baca juga: VIDEO Populer Bahasa Aceh Warga Aceh Dimakamkan di Malaysia, PON Papua sampai Gub Aceh Kecelakaan

Baca juga: VIDEO Populer Bahasa Aceh Ibu Antar Anak Ujian CPNS, Nelayan Abdya Mengamuk dan Jenazah di Malaysia

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved