Opini
Saat ‘Manok Uteun’ Jadi Kepala Oditur Militer Tinggi
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menaikkan pangkat 60 perwira tinggi (pati). Para perwira tinggi yang naik pangkat itu berasal dari TNI AD, AL, ma
Selama di Direktorat Hukum TNI AD, Azhar banyak menyelesaikan perkara aset TNI AD, khususnya sengketa kepemilikan tanah. Ilmu tentang hukum pertanahan yang diperoleh dari Prof AP Parlindungan (dosen terbang USK) dan Prof Boedi Harsono di Program Magister Kenotariatan FH UI, membuat Azhar lebih percaya diri dalam menyelesaikan sengketa kepemilikan tanah aset TNI.
Ada satu perkara pidana yang ditanganinya yang sulit untuk dilupakan sampai kapan pun, yaitu kasus Cebongan (penembakan yang dilakukan beberapa prajurit Kopassus terhadap pelaku pembunuhan anggota Kopassus atas nama Sertu Heru Santoso di Hugos Coffee. “Seingat saya belum ada pelaku tindak pidana pembunuhan yang ‘dielu-elukan’ oleh rakyat layaknya seperti pahlawan. Serda Ucok cs yang diminta pertanggungjawaban pidana dalam kasus tersebut justru mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat Yogyakarta khususnya,” ujar mantan Pengurus Keluarga Muda Alumni Penerima Beasiswa Supersemar Tahun 1989 Cabang USK ini.
Bakat sebagai pemimpin sudah ditunjukkan oleh suami Lisa Idris ini. Ketika di bangku SMP dan SMA, Azhar terpilih menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Mantan Kepala Bidang Umum Babinkum TNI kelahiran Aceh Utara 13 Juli 1968 ini, juga pernah menjadi Ketua I Senat Mahasiswa FH USK. “Saya pernah ditunjuk mewakili yudisiawan untuk menyampaikan pidato pada saat yudisium di Kampus Hukum USK. Orasi saya katanya bagus, tapi teman-teman bilang, kritik saya kepada pimpinan fakultas waktu itu terlalu keras. Tujuan saya untuk perbaikan,“ kenangnya tersenyum.
Namun, Azhar mengakui semua dosen di FH USK sangat profesional dan kredibilitasnya juga luar biasa. “Saya sangat kagum dengan dosen-dosen FH USK, mereka sangat objektif dalam memberi nilai dan jauh dari praktik transaksional,” imbuhnya meyakinkan.
Sang Jenderal ingin mengulangi kisah ini, berpidato di depan adik-adiknya, mahasiswa USK. Dan dialah jenderal pertama dari kampus negeri yang sudah berusia 60 tahun ini. “Saya ingin sesekali pulang, memberi motivasi kepada adik-adik mahasiswa agar mereka memiliki semangat tinggi, bercita-cita tinggi, memiliki pikiran positif, dan memiliki semangat tinggi untuk bertarung di Ibu Kota, menjadi manok uteun,” harapnya.
Mantan kepala Dinas Bantuan dan Nasihat Hukum Babinkum TNI dan penerima tanda jasa, antara lain Bintang Kartika Ekapakçi Nararya dan Bintang Yudha Dharma Nararya ini merasa risau dengan rendahnya semangat juang dan jiwa bertarung generasi muda Aceh saat ini. Bahkan, menurutnya, saat ini putra-putri Aceh yang mengabdi di TNI dan kepolisian sangat sedikit.
“Saya ingin sekali generasi muda Aceh menjadi prajurit TNI/Polri dan menjadi pemimpin di satuan-satuan TNI,” kata Azhar.
Menurutnya, ada memang di antara mereka yang mencoba ikut tes penerimaan perwira TNI. Namun, gagal karena mereka tidak mempersiapkan diri untuk ikut seleksi. Pemahaman mereka tentang seleksi penerimaan TNI sangat keliru, anggapan bahwa tanpa beking dan uang tidak mungkin lulus. Padahal, itu merupakan anggapan yang sangat keliru.
Seleksi penerimaan TNI saat ini dapat dipastikan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). “Pimpinan TNI memiliki komitmen yang kuat untuk menghukum siapa saja prajurit TNI yang menjadi calo dalam proses rekrutmen TNI,” ujar Brigjen Azhar.
Kunci kesuksesan dalam hidup, menurut Azhar, di samping mengabdi kepada orang tua dan selalu berdoa kepada Allah, kita juga wajib berbuat baik terhadap siapa pun, karena orang-orang yang berbuat baik, kendatipun rezeki belum datang, tapi musibah sudah menjauh. Sedangkan orang-orang yang berbuat jahat, kendatipun rezeki sudah melimpah, musibah sudah menanti,” tuturnya mengakhiri perbincangan.
“Siap Jenderal!” ujar saya sambil tersenyum bangga. “Saya doakan Jenderal menjadi Jaksa Agung Muda Pidana Militer di Kejaksaan Agung. Nanti, setelah purnatugas pengabdian kepada negara, kita lanjutkan cita-cita Jenderal mendirikan kantor advokat di Ibu Kota!” imbuh saya. Giliran beliau pula yang tersenyum penuh makna.