Berita Aceh Utara
Ini Siswa di Aceh Utara Peraih Juara Seleksi Duta Sadar Hukum Tahun 2021
Kemudian juara tiga Muhammad Fauzan Azzima dari SMAS Al-Fhatani dan Aliya Najiba dari SMAN 1 Tanah Jambo Aye.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
Kemudian juara tiga Muhammad Fauzan Azzima dari SMAS Al-Fhatani dan Aliya Najiba dari SMAN 1 Tanah Jambo Aye.
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS,COM,LHOKSUKON – Muhammad Darwis Maulana dan Anjar Wati, siswa SMAN 3 Putra Bangsa Lhoksukon, Aceh Utara, terpilih menjadi juara satu Duta Pelajar Sadar Hukum Aceh Utara tahun 2021.
Sedangkan juara M Rifal Ramadhan dan Misya Resky Aulia P, dari SMAN 1 Dewantara.
Kemudian juara tiga Muhammad Fauzan Azzima dari SMAS Al-Fhatani dan Aliya Najiba dari SMAN 1 Tanah Jambo Aye.
Seleksi Duta Pelajar Sadar Hukum Aceh Utara tahun 2021 dilaksanakan, 25-26 Oktober 2021 yang diikuti oleh 42 sekolah, SMA/SMK Aceh Utara.
Seleksi ini digelar di Aula Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Aceh Utara.
Kegiatan Seleksi dipimpin oleh tiga dewan juri dari Kejaksaan Negeri Aceh Utara, yaitu Arif Kadarman SH Simon MH dan Achmad Rayhan Akbar.
“Juara Duta Pelajar Sadar Hukum Aceh Utara tahun 2021 harus bisa mengharumkan nama Aceh Utara di level provinsi,” ujar Kepala Tata Usaha Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Aceh Utara Junaidi.
Hal ini sebagaimana dikutip dalam siaran pers dikirim kepada Serambinews.com, Kamis (28/10/2021).
Junaidi juga berpesan kepada siswa kegiatan ini bukan akhir dari perjuangansetelah menjadi juara. “Ini adalah awal dimulainya estafet perjuangan untuk menjadi juara di level provinsi,” pungkas Junaidi.
Sementara itu, Kasi Manajemen Guru dan Tenaga Kependidikandan Mutu Kesiswaan Abdul Manan menyebutkan, jumlah peserta dalam seleksi setiap tahunnya selalu bertambah dari tahun sebelumnya.
Karena itu Abdul Manan berharap duta ini bisa menjadi contoh di sekolah masing-masing dalam implementasi sadar hukum di sekolah masing-masing.
“Sehingga menanamkan ke peserta didik tentang 4 pilar yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI tidak hanya sebatas teori,” pungkas Abdul Manan. (*)