Breaking News

Misi Rahasia KPK di Aceh

Penyidik KPK Menyelinap dalam Dek Kapal KMP Aceh Hebat 1 di Calang, Ada Apa?

Tampak kelima mobil itu yang membawa penyidik KPK langsung menyelinap masuk ke dalam dek kapal KMP Aceh Hebat 1 dengan memarkirkan kendaraan mereka di

Penulis: Riski Bintang | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/RISKI BINTANG
KMP Aceh Hebat 1 tengah bersandar di pelabuhan Calang, Aceh Jaya, saat didatangi tim penyidik KPK, Jumat (29/10/2021) 

Saat ditanyai ada berapa pertanyaan yang ditanyakan penyidik KPK kepada dirinya, Wakil Ketua Safaruddin mengaku banyak. "Banyak, saya lupa ada berapa. Pertanyaannya mengalir dengan diskusi saja," ucap dia.

Safaruddin mengaku ditanyai soal Kapal Aceh Hebat, salah satu dugaan kasus korupsi yang sedang diselidiki oleh KPK di Aceh. "Materi pertanyaan hampir sama dengan yang lain. Soal Kapal Aceh Hebat juga ada. Cuma karena tidak menyangkut di periode kita, jadi agak terbatas pertanyaan itu. Pertanyaan lain banyak hal terkait perencanaan penganggaran setiap tahun, lebih banyak soal tugas dan fungsi kami," katanya.

Ditunggu tim pendukung

Penyidik KPK, kemarin, juga memeriksa Anggota DPRA, Zulfadhli, Informasi yang dihimpun Serambi, Zulfadhli dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai Anggota Komisi IV DPRA Tahun 2018. 

Zulfadhli tiba di Kantor Perwakilan BPKP Aceh tak lama setelah Safaruddin tiba. Ia sampai di kantor tersebut sekitar pukul 09.30 WIB. Zulfadhli sempat melambaikan tangan ke arah wartawan, dan kemudian langsung masuk ke Kantor Perwakilan BPKP Aceh.

Amatan Serambi, Zulfadhli diantar oleh timnya hingga tiga mobil. Timnya itu juga menunggu hingga Zulfadhli selesai dimintai keterangan. Sayangnya, Serambi tidak sempat mewawancarai Zulfadhli karena setelah selesai dimintai keterangan oleh penyidik KPK, ia langsung masuk ke dalam mobil dan kemudian meninggalkan Kantor BPKP pada pukul 16.51 WIB.

Pantauan Serambi, dari enam orang yang dimintai keterangan kemarin, hanya Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis, yang sempat keluar dari gedung BPKP pada siang hari untuk shalat Zuhur berjamaah di mushalla milik instansi vertikal tersebut.

Marthunis tampak santai dan senyum kepada rekan-rekan yang dijumpainya sesudah shalat. Sayangnya, Marthunis enggan memberikan komentar saat ditanyai wartawan. "Nanti saja ya," ujar Marthunis sambil berjalan masuk kembali ke Kantor BPKP.

Sesuai data absen yang diperoleh Serambi, selain Safaruddin, Zulfadhli, dan Marthunis, penyidik KPK kemarin juga memintai keterangan dari tiga orang lainnya. Mereka adalah Reza Adiguna (PT BSP), Zulkifli SPd (eks DLH Nagan Raya), dan Hizbul Watan (eks DPMPTSP Nagan Raya).

Seperti diketahui, sejak Senin (25/10/2021), penyidik KPK memintai keterangan terhadap sejumlah pejabat di Aceh terkait beberapa dugaan kasus korupsi. Salah satunya, terkait pengadaan Kapal Aceh Hebat.

Pada Senin (25/10/2021), sebanyak delapan pejabat diperiksa dari pukul 10.00 WIB hingga menjelang Magrib. Mereka yang diperiksa secara bersamaan antara lain Kadishub Aceh, Junaidi, Muhammad Al Qadri (KPA Pengadaan tahun 2019-2020), Irawan Pandu Negara (Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setda Aceh tahun 2019), Azhariyanto (Kabag Pemilihan Penyedia Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setda Aceh tahun 2019), serta Sayid Azhari (Plt Karo Pengadaan Barang dan Jasa Setda Aceh tahun 2019-2020).

Sementara pada Selasa (26/10/2021), Wakil Ketua I DPRA, Dalimi, Wakil Ketua II, Hendra Budian, anggota DPRA, Ihsanuddin MZ, Teuku Irwan Djohan, dan Sekretaris DPRA, Suhaimi. Selain itu ada juga mantan Wakil Ketua III DPRA, Sulaiman Abda, dan mantan ketua Komisi IV DPRA, Tgk Anwar Ramli, serta Eka Fristina Putri (Kabid) Perencanaan Sarana dan Prasaran Bappeda Aceh). Pemeriksaan itu berakhir pada sore hari.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved