Info Cuaca
BMKG Ingatkan 15 Daerah Ini Bakal Dilanda Curah Hujan Intensitas Tinggi di Musim Tanam Padi Rendeng
Pada musim tanam rendeng tahun 2021/2022, BMKG menyebutkan, ada 15 daerah yang akan mendapat hujan dengan frekuensi tinggi. Yaitu Aceh Barat meliputi
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metrologi Sultan Iskandar Muda mengingatkan pada musim tanam padi rendengn tahun 2021/2022 yang telah dimulai pada bulan Oktober 2021 sampai Maret 2022 mendatang, ada 15 daerah yang akan mengalami frekwensi hujan tinggi.
Ke 15 daerah itu adalah Aceh Barat, Abdya, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Bireuen, Gayoy Lues, Kota Lhokseumawe, Kota Subulusslaam, Nagan Raya, Pidie dan Pidie Jaya.
Demikian isi surat Kepala BMKG Stasiun Metrologi Sultan Iskandar Muda, Nasrol Adil, yang disampaikannya pada tanggal 28 Oktober 2021 lalu kepada Asisten II Setda Aceh, Kadistanbun Aceh dan intsansi terkait lainnya, sebagai pemberitahuan dan penanganan ditindaklanjuti kepada kelompok tani yang akan tanam padi rendeng dan pihak terkait lainnya.
Baca juga: Hati-hati Melintas Jalan Meulaboh-Tutut-Geumpang, Ada Longsor di Sejumlah Titik
Kadistanbun Aceh, Cut Huzaimah SP MP yang didampingi Kabid Produksinya, Safrizal yang dimintai tanggapannya terhadap isi surat Kepala BMKG Aceh itu kepada Serambi, Senin (1/11/2021) mengatakan, pemberitahuan BMKG tentang akan terjadi hujan tinggi di 15 daerah, pada musim tanam padi rendeng tahun ini, info yang sangat penting sekali bagi Distanbun Aceh dan kelompok tani.
Baca juga: Temukan Tombol Hitam di Dinding Toilet, Guru Wanita Ini Teriak Histeris, Ternyata Perbuatan Kepsek
Pada musim tanam rendeng tahun 2021/2022, BMKG menyebutkan, ada 15 daerah yang akan mendapat hujan dengan frekuensi tinggi. Yaitu Aceh Barat meliputi Kecamatan Bumon, Kaway XVI, Pante Ceureumen, Panton Reu, Sungai Mas, Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur.
Selanjutnya Aceh Barat Daya, meliputi Kecamatan Babahrot, Blang Pidie, Jeumpa, Kula Bate, Lembah Sabil, Manggeng, Setia, Susoh, Tangan-Tangan. Kemudian, Aceh Jaya, meliputi Kecamatan Darul Hikmah, Krueng Sabee, Panga, Pase Raya, Setia Bakti dan Teunom.
Seterusnya, Aceh Selatan, meliputi Kecamatan Kluet Selatan, Kluet Tengah, Kluet Timur, Kluet Utara, Kota Bahagia, Labuhan Haji Barat, Meukek, Pasie Raja, Sama Dua, Sawang, Tapak Tuan, Trumon, Trumon Tengah dan Trumon Timur.
Kemudian, Aceh Singkil, Kecamatan Danau Paris, Gunung Meriah, Kota Baharu, Pulau Punggung, Simpang Kanan, Singkil, Singkil Utara dan Suro. Kemudian Aceh Tengah, Kecamatan Jagong Jeget, Linge, Pegasing, Silih Nara. Seterusnya Aceh Tenggara, Kecamatan Badar, Darul Hasanah dan Lawe Alas
Kemudian, Aceh Utara Kecamatan Banda Baro, Dewantara, Kuta Makmur, Muara Batu, Nisam, Nisan Antara, Sawang, Simpang Keramat. Bireuen, Kecamatan Gandapura, Jeumpa, Kota Juang, Kuala, Kuta Blang, Makmur Peusangan.
Baca juga: Kwartir Cabang Pramuka Kota Langsa Kembali Raih Kwarcab Tergiat 1 Se-Aceh, Sudah Empat Kali Berturut
Selanjutnya, Gayo Lues, Kecamatan Blang Kejeren, Blang Pegayon, Kuta Panjang, Puti Beuteung, Rikit Gabib, Terangun.
Kemudian, Kota Lhokseumawe, Kecamatan Muara Satu. Seterusnya Kota Subulusasalam , Kecamatan Simpang Kiri dan Sultan Daulat.
Kemudian, Nagan Raya Kecmatana Beutong, Darul Makmur, Seunagan, Seunagan Timur, Suka Makmur, Tadu Raya. Pidie Kecamatan Geumpang, Tangse, Tiro/Truseb. Selanjutnya Pidie Jaya, Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua, Muara Dua, Meureudu, Ulim.
Data prakiraan hujan tinggi yang disampaikan BMKG itu, kata Safrizal, sudah diteruskan Distanbun Aceh ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, kelompok tani, Kejerunblang dan penjaga pintu air irigasi, untuk diwaspadai dalam pengaturan air irigasi, agar sawah petani tidak terendam air bajir, pada waktu frekuensi hujan turun dari langit sangat tinggi, di 15 daerah tersebut.
Tanaman padi yang terendam air banjir melampui batas waktu lebih dari tiga hari, bisa rusak, bahkan gagal panen, bila tanaman padinya sedang bunting. Untuk itu, kelompok tani dan kejerunblang, perlu menjaga dan mengelola tata air irigasi secara cerdas, pada saat frekuensi hujan turun dari langit melampui batas normalnya.