Viral Medsos
Cinta Laura hingga Atta Halilintar Soroti Kasus Pelecehan Seksual di UNRI, Ernest: Kawal Kasusnya!
Video tersebut juga dibagikan oleh Cinta Laura dan Atta Halilintar di cerita Instagram-nya, yang masing-masing memiliki pengikut 8,6 juta dan 20,9 jut
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
“Saya meminta beliau (dosen tersebut) untuk menemani saya menemui ketua jurusan untuk melaporkan kasus ini dan agar bisa mengganti pembimbing proposal saya,” terangnya.
Ketika hendak bertemu dengan ketua jurusan, dosen tersebut menyuruh korban untuk bertemu dulu dengan dirinya sebelum menjumpai ketua jurusan.
Akhirnya, korban dan dosen tersebut bertemu di sebuah warung kopi.
“Di sana, penekanan-penekanan kepada saya untuk tidak memberitahu ketua jurusan tentang kasus ini,” tutur korban.
Bahkan, kata korban, dosen tersebut malah mengancamnya dengan kata-kata “Jangan sampai gara-gara kasus ini, bapak Syafri Harto nanti bercerai dengan istrinya”
Baca juga: Mahasiswi Gagal Dirudapaksa Dosen, Korban Nyaris Meninggal Didorong dari Lantai 3, Begini Kondisinya
Lebih lanjut, dosen tersebut malah menyuruh korban untuk bersabar dan tabah tanpa perlu mempermasalahkan kasus pelecehan seksual ini.
“Beliau berusaha menghalang-halangi saya untuk mendapatkan keadilan atas perlakukan yang tidak pantas yang diberikan oleh bapak Syafri Harto kepada saya,” ungkap kroban.
Lalu, di hari itu juga selepas salat Jumat (29/10/2021), akhirnya korban dan ketua jurusan bertemu, di dampingi oleh dosen yang menghalang-halingnya tadi.
“Di sana, ternyata yang awalnya dosen tersebut saya kira mendukung dan melindungi saya, ternyata tidak,” ujarnya.
Di depan ketua jurusan, kata korban, dosen tersebut mencoba menyalah-nyalahkan dirinya atas kecerobohan korban yang tidak menggunakan Surat Keputusan (SK) dalam melakukan bimbingan proposal.
“Dia mementingkan persyaratan SK ketimbang kasus pelecehan seksual yang saya terima oleh bapak Syafri Harto,” ungkap korban yang mulai geram.
Berulang kali dosen tersebut menjatuhkan korban di depan ketua jurusan dengan dalih tidak melengkapi persyaratan bimbingan.
“Saya merasa sangat tertekan dan sehingga saya sangat-sangat merasa diintimidasi oleh bapak (dosen) tersebut,” katanya.
Saat ketua jurusan menanyakan kepada korban mengenai kasus ini, korban terpaksa mengutarakan semua perkataan yang seharusnya tidak perlu disebutkannya.
“Karena saya telah diintimidasi dan ditekan bapak tersebut untuk tidak speak up tentang ini,” ujar korban.
Baca juga: Korban Pelecehan Seksual KPI Terima Surat Penertiban, Praktisi Media: Gue Speechless Sama KPI