Berita Kutaraja
Unaya Wisuda 325 Lulusan Sarjana dan Diploma, Wisudawan Wajib Sungkem Orangtua & Dampingi Anak Yatim
Sebanyak 325 lulusan dari 8 fakultas di Unaya mengikuti wisuda sarjana, profesi, dan diploma di aula kampus setempat, Sabtu (6/11/2021).
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Saifullah
Laporan Mawaddatul Husna I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 325 lulusan dari delapan fakultas di Universitas Abulyatama (Unaya) mengikuti wisuda sarjana, profesi, dan diploma di aula kampus setempat, yang beralamat di Jalan Blang Bintang Lama, KM 8,5 Lampoh Keudee, Aceh Besar, Sabtu (6/11/2021).
Prosesi wisuda yang dipimpin langsung oleh Rektor Unaya, Ir R Agung Efriyo Hadi, MSc, PhD disaksikan oleh pengurus Yayasan Abulyatama, dan Kepala LLDIKTI Wilayah XIII, Prof Faisal Rani, SH, MHum yang diwakili oleh Sekretaris LLDIKTI Wilayah XIII, Dr Muhammad Ilham Maulana, ST, MT.
Hadir juga, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Achmad Marzuki yang diwakili oleh Inspektorat Kodam Iskandar Muda (Irdam IM), Brigjen TNI Niko Fahrizal, MTr (Han), serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Ketua Panitia Wisuda yang juga Wakil Rektor I Bidang Akademik, Dr Tuti Marjan Fuadi, MPd dalam laporannya menyampaikan, dari 325 wisudawan/wisudawati tersebut, terdapat satu orang wisudawan/wisudawati terbaik tingkat universitas dan masing-masing satu orang terbaik tingkat fakultas.
Dr Tuti menjelaskan, penentuan wisudawan/wisudawati terbaik tersebut dipilih berdasarkan sejumlah kriteria yaitu, prestasi akademik, masa studi, serta penilaian prilaku dan moral.
Sedangkan, Rektor Universitas Abulyatama, Agung Efriyo Hadi dalam amanatnya menyampaikan, Civitas Akademika Universitas Abulyatama mengucapkan selamat kepada para wisudawan/wisudawati yang telah mengikuti wisuda.
Baca juga: FK-Unaya Serahkan 48 Dokter Muda ke RSUD Meuraxa Banda Aceh
Ia menjelaskan, pelaksanaan wisuda di Universitas Abulyatama diselenggarakan dengan berpedoman pada visi dan misi Universitas Abulyatama sebagai kampus yang menjunjung tinggi kepedulian terhadap ilmu pengetahuan, etika dan moral serta kepedulian yang tinggi terhadap anak yatim piatu.
Hal itu, lanjut Agung, dapat dilihat dari adanya prosesi sungkeman (sujud tanda bakti dan hormat) oleh wisudawan/wisudawati kepada orang tua yang mendampingi anaknya pada saat proses wisuda.
Prosesi sungkeman tersebut dilaksanakan sebagai simbol terima kasih seorang anak kepada orang tuanya yang telah mengorbankan harta dan tenaga agar sang anak dapat mengenyam pendidikan dengan baik.
Prosesi kedua adalah, setiap wisudawan/wisudawati akan mendampingi satu anak yatim untuk diberikan santunan.
Hal ini bertujuan untuk memberikan contoh dan mengajak masyarakat untuk saling berbagi tali kasih terhadap anak yatim.
"Hal ini adalah wujud dari pelaksanaan visi dan misi Universitas Abulyatama sebagai ayah anak yatim,” urai dia.
Baca juga: 329 Mahasiswa Unaya Ikuti Coaching KKN Tematik
Ia melanjutkan, seharusnya ada lebih dari 1.200 lulusan yang akan mengikuti wisuda.
“Namun karena kita masih dalam suasana pandemi sehingga harus dibatasi jumlahnya dan kita laksanakan sesuai protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.
Selain itu, untuk menghadapi dan mampu bersaing dunia kerja, Rektor menjelaskan, suasana pandemi telah mengubah pola dan kesempatan kerja di masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2021 jumlah angka pengangguran sarjana mengalami kenaikan dari 5,7 persen menjadi 6, 97 persen, dibandingkan dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah XIII, Prof Faisal Rani, SH, MHum melalui Sekretaris, Dr Muhammad Ilham Maulana menyampaikan, apresiasi kepada Universitas Abulyatama atas komitmen tinggi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang berkualitas dengan memanfaatkan teknologi modern.
Menurut Dr Muhammad Ilham Maulana, perubahan pola dalam dunia kerja akibat pandemi Covid-19 harus disikapi sebaik mungkin.
Baca juga: Alumnus Unaya Latih Siswi SMK Teunom dalam Lomba Fashion Teknologi Tingkat Provinsi Aceh
Saat ini, bebernya, mahasiswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja melalui berbagai sumber dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia.
“Sehingga kampus dan dosen harus terus menyesuaikan diri dengan adanya disrupsi teknologi yang terjadi begitu pesat,” tukasnya.(*)