Luar Negeri

Protes Anti-kudeta Sudan Jadi Mematikan, 5 Demonstran Dilaporkan Tewas Tertembak

Di kota-kota seluruh Sudan, puluhan ribu orang masih turun ke jalan untuk menggelar aksi protes anti-kudeta sebagaimana dilansir BBC.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Pengunjuk rasa anti-kudeta Sudan membawa potret Perdana Menteri Abdalla Hamdok, yang digulingkan oleh militer, selama pertemuan di kota kembar Omdurman, ibu kota Khartoum pada 30 Oktober 2021, untuk menyatakan dukungan mereka bagi transisi demokrasi negara yang diambil alih oleh militer dan penumpasan yang mematikan gagal. 

Petugas medis menambahkan, pasukan keamanan telah menyerbu sebuah rumah sakit di kota Omdurman dan menahan beberapa orang yang terluka.

Kedutaan AS di Khartoum mengutuk kekerasan di Sudan.

Mereka menyebut adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan terhadap warga yang berdemonstrasi untuk kebebasan dan demokrasi.

Baca juga: Junta Militer Sudan Bubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi, Tutupi Bobrok Pencurian Miliaran Dolar

Baca juga: Tentara Sudan Tabrak Seorang Penjahit, Pukul Tanpa Ampun dengan Tongkat

Demo pro-demokrasi pecah hampir tiga minggu setelah jenderal tinggi Abdel Fattah Al-Burhan menggulingkan pemerintahan sipil dan menahan para pimpinannya, serta menyatakan keadaan darurat.

“Puluhan orang berkumpul serta berteriak menentang kekuasaan militer dan rmaai-ramai bertemu demonstrasi lainnya,” kata Mohieddine Hassan, saksi dari distrik Al-Shajarah di Khartoum.

"Tidak, tidak untuk aturan militer", "(Pemerintahan) sipil adalah pilihan rakyat", dan "Turunkan seluruh dewan", teriak para pedemo anti-kudeta Sudan di Khartoum.

Terlepas dari gangguan jaringan komunikasi, ratusan orang juga berkumpul di kota kembar Omdurman, lokasi polisi membubarkan pengunjuk rasa dengan gas air mata, kata saksi dan koresponden AFP di sana.

Pasukan keamanan juga menembakkan gas air mata ke beberapa demonstrasi di Khartoum kemudian mengejar pengunjuk rasa, menurut para saksi mata.

Demonstrasi lain pecah di kota Wad Madani di selatan, serta di kota Port Sudan dan negara bagian Kassala di timur, kata saksi mata.

Kudeta Sudan oleh militer pada 25 Oktober mengundang kecaman internasional, seperti halnya tindakan keras yang mematikan terhadap para pedemo di jalan yang menuntut dipulihkannya transisi demokrasi negara itu.

Namun, harapan para demonstran bahwa militer akan mundur pupus pada Kamis (11/11/2021), ketika Burhan menyebut dirinya sebagai kepala Dewan Berdaulat baru yang berkuasa dan tidak melibatkan blok sipil utama Sudan.

Baca juga: Dua Bocah Tenggelam di Saluran Irigasi, Satu Meninggal

Baca juga: Rektor USK Dukung Unsam Tingkatkan Statuta

Baca juga: Hari Ini Pemkab Aceh Singkil Gelar Pilkades Serentak, Warga Semangat Datangi TPS

Kompas.com : Protes Anti-kudeta Sudan Jadi Mematikan, 5 Demonstran Dilaporkan Tewas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved