Berita Banda Aceh
Kisah Nakhoda Kapal Elpiji, Melawan Maut, Mengantar Tabung Gas ke Pulau Paling Barat Indonesia
Di saat warga lainnya masih terlelap di peraduannya, Zainuddin sudah di dermaga memanaskan mesin kapal.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
Dua kali kapal mereka tenggelam di tengah laut, ribuan tabung gas berserakan, mengapung-apung di bawa arus.
Baca juga: Kapan Makmum Mulai Baca Al-Fatihah? Setelah atau Serentak Dengan Imam? Ini Kata Ustad Abdul Somad
Owner PT Gas Aneuk Meugah (GAM) Sabang, Munazar atau yang akrab disapa Toke Cicik mengatakan, pada 2017 lalu, ia dua kali mengalami musibah, kapalnya tenggelam dihembas ombak saat sedang dalam perjalanan mengantar LPG ke pulau terbarat Indonesia itu.
Peristiwa itu terjadi hanya berselang sembilan bulan.
Meski ditimpa musibah dan mengalami kerugian besar, Toke Cicik tak patah semangat, ia tetap bertanggung jawab sebagai agen tunggal untuk Sabang.
Ia langsung menyewa kapal lain untuk melanjutkan tugasnya mendistribusikan gas untuk warga di pulau tersebut. Selama menjadi agen LPG, ia sudah berganti-ganti lima kapal, baik karena usang atau tenggelam.
Ia mengisahkan, ia memulai usaha sebagai rekanan Pertamina menjadi distributor sejak awal 2000-an, dulu ia mengelola usaha orang lain, hingga kini memegang sendiri kendali usahanya.
Katanya, dulu LPG diantar ke Sabang dengan menaikkan truk ke kapal laut.
Namun sekitar 2007, keluar aturan mobil pengangkut LPG tidak boleh naik kapal umum. Akhirnya ia membeli kapal sendiri untuk mendistrubusikan gas ke wilayahnya.
Baca juga: Pertamina Sapa Warga Pulau Terluar
Kata Toke Cicik, dengan harus memiliki kapal sendiri, tentu ia modal yang dikeluarkannya lebih besar.
Namun perlahan ia mampu melewatinya, bahkan kini ia akan menambah kapal lagi, sebagai armada cadangan jika sewaktu-waktu kapal utama rusak atau naik docking.
“Tantangan mengantar LPG ke Sabang itu banyak, ada faktor alam, ada faktor manusia, tapi ada tak mungkin kita ceritakan. Tapi ya harus kita hadapi saja,” ujar Munazar.
Dalam sebulan, PT Gas Aneuk Meugah milik Toke Cicik berlayar 13 hingga 15 trip. Sekali berlayar membawa 1.300 tabung 3kg, 100 tabung 5,5 kg, dan 50 tabung 12kg.
Jika cuaca bersahabat, mereka berlayar dua hari sekali. Biasanya aktivitas dimulai sore hari, petugas melakukan bongkar muat tabung dari gudang ke mobil, lalu ke kapal.
Setelah subuh berlayar dan tiba pagi di Sabang, saat kembali lagi ke daratan Aceh jelang sore, mereka membawa tabung kosong. (*)
Baca juga: Bupati Ramli MS: Optimalkan Semua Sumber Daya untuk Capai Ketahanan Pangan