Kisah Verawaty Fajrin, Juara Dunia Bulu Tangkis Putri Pertama dari Indonesia

Lahir dengan nama Verawaty Wiharjo, dia adalah juara dunia badminton putri yang pertama dari Indonesia.

Editor: Faisal Zamzami
ANTARANEWS/BAYU KUNCAHYO
Verawaty Fajrin saat menjadi salah satu pembawa obor Asian Games 2018. 

SERAMBINEWS.COM - VERAWATY FAJRIN berpulang pada Minggu (21/11/2021) pagi, setelah berjuang melawan kanker paru-paru.

Jenazahnya telah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu siang.

Duka mendalam bagi dunia bulu tangkis Indonesia. 

Lahir dengan nama Verawaty Wiharjo, dia adalah juara dunia badminton putri yang pertama dari Indonesia.

Nama Fajrin yang kemudian lekat padanya berasal dari sang suami, Fadjrin Syah.

Baru Susi Susanti, pemain putri yang menyusul jejak Verawaty menjadi Juara Dunia, yaitu pada 1993.

Menjadi mualaf pada 1979, perempuan kelahiran 1 Oktober 1957 ini juga adalah penggenggam banyak gelar juara.

Tak tanggung-tanggung, dia adalah penggenggam sederet gelar juara dari nomor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran, bahkan pada satu rentang waktu yang sama. 

Debut ke pertandingan internasional pada 1975, Verawaty terus menorehkan prestasi internasional hingga 1990 dari nomor-nomor itu. 

Saat masih berjaya di lapangan, Verawaty tampak sebagai orang yang blak-blakan.

Setidaknya, ini kesan yang mencuat saat membaca jawaban-jawabannya dalam artikel di arsip harian Kompas.

Misal, saat menang besar dalam rangkaian pertandingan di Kanada dan Denmark pada 1979, dia bisa lugas bercerita bahwa uang hadiah yang dia dapatkan tak semuanya untuk dirinya. 

"Siapa bilang duit itu buat kita? Kita kan pemain amatir, duitnya untuk PBSI dong. Biaya perjalanan dan hotel juga berapa, kan dipotong semua," ujar dia seperti dikutip harian Kompas edisi 14 November 1979. 

Dari perjalanan itu saja, hadiah kemenangan yang didapat Verawaty saat itu mencapai 3.000 dollar AS dan 8.000 kron. Menggunakan kurs saat itu, nilainya Rp 3,747 juta.

Buat membayangkan nilai konkretnya, harga emas batangan pada saat itu adalah Rp 7.600 per gram.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved