Kisah Verawaty Fajrin, Juara Dunia Bulu Tangkis Putri Pertama dari Indonesia
Lahir dengan nama Verawaty Wiharjo, dia adalah juara dunia badminton putri yang pertama dari Indonesia.
Pemenangnya, pasangan Imelda dan Christian. Meski demikian, penampilan Verawaty mulai menjadi sorotan.
Terlebih lagi, dalam satu rangkaian perjalanan dengan laga di Kanada, Verawaty merajai pula nomor-nomor pertandingan di Denmark, dengan jeda pertandingan ekshibisi di Los Angeles, Amerika Serikat.
Pada 1979, Verawaty dan Imelda pun menyabet gelar juara ganda putri All England.
Awal puncak karier Verawaty pun meletup pada 1980.
Di nomor tunggal putri, ia memenangi Kejuaraan Dunia Badminton pada tahun itu, sekaligus menjadi juara dunia badminton putri pertama dari Indonesia.
Bersama Imelda, di kejuaraan yang sama mereka menjadi runner-up.
Sejak itu, aneka gelar bergiliran disabet Verawaty, baik dari nomor tunggal putri, ganda putri, maupun ganda campuran.
Sempat rehat pada 1983-1984 karena melahirkan, Verawaty melegenda dengan gelar-gelar juara setelah comeback hingga gantung raket.
Verawaty juga punya andil bagi tim Indonesia saat memenangkan Piala Sudirman pada 1989.
Selain gelar juara dunia untuk tunggal putri pada 1980, Verawaty memenangi pula Kejuaraan Dunia 1986 dan 1989 dari nomor ganda campuran bersama Eddy Hartono.
Selain itu, Verawaty pernah pula menjadi finalis Kejuaraan Dunia untuk nomor ganda putri bersama Imelda pada 1980 dan di nomor ganda campuran bersama Eddy Hartono pada 1989.
Terakhir membawa nama negara, Verawaty mempersembahkan medali emas Asian Games 1990 dari nomor ganda campuran berpasangan dengan Eddy Hartono, dari nomor ganda putri berpasangan dengan Lili Tampi.
Dalam rentetan prestasi-prestasi Verawaty, di nomor ganda putri dia antara lain pernah berpasangan dengan Imelda Wigoena, Ruth Damayanti, Ivanna Lie, Rosiana Tendean, Yanti Kusmiati, dan Lili Tampi.
Adapun di nomor ganda campuran, dia pernah berpasangan dengan Bobby Ertanto dan Eddy Hartono.
Penampilan terakhirnya di publik dengan label pemain bulu tangkis adalah saat menyerahkan obor Asian Games 2018 ke Presiden Joko Widodo.
Ada Minarni di balik nama besar Verawaty
Selain keluarga dan Ferry Sonneville, perjalanan Verawaty sebagai legenda bulu tangkis putri Indonesia juga tak terlepas dari sosok bernama Minarni.
Pada kurun 1960-1970, Minarni adalah nama besar pebulu tangkis putri Indonesia di kancah internasional.
Sempat mengundurkan diri karena menikah, Minarni kembali kembali bermain di lapangan lagi pada 1974, setelah punya tiga anak.
Prestasi Minarni tak surut setelah kembali.
Dia langsung menyabet gelar juara Kejurnas 1974, berpasangan dengan Retno Kustiah. Setahun kemudian, dia memimpin tim putri Indonesia memenangi Uber Cup.
Lalu, Minarni mundur lagi dari lapangan. Lalu, balik lagi. Comeback kedua bukan untuk menjadi pemain lagi.
Sudah cukup ambisi Minarni membuktikan diri bahwa pemain putri Indonesia bisa berjaya laiknya pemain putra di laga dunia.
Saat itu adalah era Rudy Hartono, penggenggam delapan gelar juara All England.
Kali ini, Minarni kembali untuk menjadi pelatih.
Menjadi pelatih, ambisi Minarni hanya satu, melambungkan Verawaty ke level tertinggi. Dan terbukti.
Kisah Minarni dan Verawaty Fajrin antara lain diungkap dalam artikel harian Kompas edisi 20 Maret 1976, berjudul Ambisi Minarni.
Kisah Verawaty semakin digali semakin menginspirasi. Ada teramat banyak peristiwa dan nama yang turut tergali pula.
Kini, Verawaty telah berpulang. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, selamat jalan, Verawaty....
Baca juga: Sungai Kaloy Meluap, 5 Kampung Terendam
Baca juga: Felix Afena-Gyan Dibelikan Sepatu Rp12,8 Juta oleh Jose Mourinho, Jadi Bintang Kemenangan AS Roma
Kompas.com: Verawaty Fajrin, Juara Dunia Badminton Putri Pertama dari Indonesia